Remaja di Tangsel Minta Uang yang Dipakai Selama Pacaran Dikembalikan Karena Kesal Diputus
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17. Ia diancam pidana paling lama 15 Tahun.
Editor: Hasanudin Aco
Dalam setiap pertemuan itu, ada kegiatan persetubuhan dan pemberian uang sebagai iming-iming dari TDP.
Dan pada tanggal 23 Januari 2022, AAL tiba-tiba menyatakan untuk putus hubungan dengan TDP.
Akibat dari pernyataan AAL itu, TDP tidak terima dan meminta AAL untuk mengembalikan semua yang telah diberikan TDP.
"Dia hitung semua, mulai dari dia mencarikan Grab, mengantar ke Stasiun dan sebagainya. Dia total itu dia habis uang Rp1,5 juta," ujar Zulpan.
"Dia minta itu dikembalikan. Dan ini tidak sanggup dikembalikan oleh korban. Kemudian diturunkan menjadi Rp 700 ribu oleh tersangka untuk dikembalikan oleh korban," tambahnya.
Mengetahui hal itu, AAL panik karena TDP mengancam apabila tidak dikembalikan akan menyebarkan foto vulgar yang selama ini sering dikirimkan AAL.
"Kemudian karena panik, korban menceritakan kejadian ini kepanikannya pada tanggal 24 Januari 2022 kepada guru di sekolahnya awalnya," kata Zulpan.
"Kemudian guru di sekolah memanggil orangtua korban dan menceritakan semua kronologis kejadian seperti yang saya sampaikan tadi, mulai pertemuan awal sampai 3 kali pertemnuan di apart green lake yang diakhiri persetubuhan dan pembrian uang," sambungnya.
Atas dasar laporan yang diterima, Polres Tangsel melakukan pengusutan terkait kasus itu.
Kemudian pada 24 Januari 2022 usai menerima laporan dari pihak orangtua, Polres Tangerang Selatan segera melakukan pencarian dan menginterogasi tersangka.
"Dan tersangka, setelah dilakukan interogasi, tersangka ini mengakui perbuatannya telah melakukan persetubuhan terhadap anak di bawah umur sebanyak 3 kali seperti tanggal yang tadi saya sampaikan," ujar Zulpan.
Zulpan menyebut bahwa korban sudah dlilakukan visum, kemudian tersangka pun telah ditahan.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17. Ia diancam pidana paling lama 15 Tahun.
"Penyidik telah mempersangkakan tersangka terkait dengan pelanggaran Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17. Dengan ancaman hukuman pidana minimal 5 tahun dan paling lama 15 tahun," kata Zulpan.