Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banyak OTG dan Gejala Ringan Covid-19 di RS, KSP Minta Prioritaskan Lansia dan Bergejala Berat

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, RS diperuntukan kepada mereka yang sakit sedang, berat, komorbid, dan lansia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Banyak OTG dan Gejala Ringan Covid-19 di RS, KSP Minta Prioritaskan Lansia dan Bergejala Berat
Shutterstock
Ilustrasi. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, RS diperuntukan kepada mereka yang sakit sedang, berat, komorbid, dan lansia. Sementara, bagi yang tanpa gejala atau OTG dan sakit ringan, diharapkan cukup melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat jika tempat tinggal tidak memadai untuk melakukan isoman.  

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo mengatakan, 44 persen keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) COVID19 Rumah Sakit (RS) di Jakarta, adalah pasien tanpa gejala dan bergejala ringan. 

"Per 30 Januari 2022, data dari 89 RS di Jakarta menunjukan 44 persen pasien yang dirawat di RS masih yang tanpa gejala dan bergejala ringan," kata Abraham, di Jakarta, Selasa (1/2/2022). 

Baca juga: Terus Meningkat, Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di DKI Capai 2.593, ICU Terpakai 145 

Baca juga: 17.523 Perusahaan di DKI Disidak, Hasilnya 6.823 Sempat Ditutup Sementara Karena Langgar Prokes  

Abraham menyampaikan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, RS diperuntukan kepada mereka yang sakit sedang, berat, komorbid, dan lansia.




Sementara, bagi yang tanpa gejala atau OTG dan sakit ringan, diharapkan cukup melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat jika tempat tinggal tidak memadai untuk melakukan isoman. 

"Kalo mau melewati pandemi ini dengan baik, prioritaskan RS untuk mereka yang betul-betul membutuhkan. Jangan terlalu panik, gejala sedikit langsung ke RS," ujarnya. 

Baca juga: Bertambah 224 Orang, Hari Ini 4.814 Pasien Covid-19 Dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran

Abraham menjelaskan, sesuai laporan WHO karakteristik Omicron berbeda dari Delta.

Derajat keparahan Omicron juga lebih ringan.

BERITA TERKAIT

Atas dasar itu, lanjut dia, pemerintah menggunakan pendekatan yang berbeda pula dalam menangani Omicron

"Di tingkat hilir sosialisasi dan edukasi karantina mandiri secara masif akan dilakukan agar masyarakat memiliki pemahaman soal Omicron dan tidak panik berlebihan," terangnya. 

Baca juga: Covid-19 di Kota Bekasi: 897 Kasus Baru Dalam Sehari, 28 Siswa dan Guru Tertular, PTM Tetap Berjalan

Di sisi lain, ucap Abraham, pemerintah akan melakukan kontrol ketat terutama pada daerah-daerah penyumbang kasus Omicron terbesar, agar peluang terjadinya transmisi lokal bisa ditekan dan dicegah. 

"Melonjaknya jumlah kasus tetap menjadi perhatian serius pemerintah. Dan ini perlu kontrol ketat, agar transmisi lokal tidak semakin tinggi," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas