Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Kali Mampang yang Bikin PTUN Jakarta Perintahkan Anies Tuntaskan Pengerukan

Berikut fakta-fakta mengenai Kali Mampang yang membuat Anies harus mengeruk sampai tuntas sesuai perintah putusan PTUN Jakarta.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Inza Maliana
zoom-in Fakta-fakta Kali Mampang yang Bikin PTUN Jakarta Perintahkan Anies Tuntaskan Pengerukan
robertus belarminus/kompas.com
Berikut fakta-fakta mengenai Kali Mampang yang membuat Anies harus mengeruk sampai tuntas sesuai perintah putusan PTUN Jakarta. 

Normalisasi dilakukan dengan cara mengeruk dan menertibkan bangunan semipermanen yang dulu berada di bantaran sungai, dikutip dari Kompas.com.

Saat itu, Kali Mampang akan diperlebar menjadi 20 meter dari lebar sebelumnya yaitu yang hanya 8 meter.

Sedangkan utnuk kedalaman kali akan dikeruk hingga 2 meter dari semula 50 cm.

Sementara, Pemkot Jakarta Selatan melakukan normalisasi saat itu dengan patokan foto Kali Mampang pada tahun 1960-an.

“Patokan yang kami gunakan itu foto Kali Mampang taun 60-an. Jadi pelebaran di tiap titiknya tidak sama persis, kanan 10, kiri 10, tapi menyesuaikan foto Kali Mampang itu,” ujar Lurah Tegal Parang saat itu, Muhammad Djumena pada 19 Agustus 2014.

Untuk wilayahnya, Djumena mengatakan lahan pinggir kali terlebar yang terkena penertiban saat itu adalah 8 meter dari bibir sungai sedangkan yang terpendek adalah 2,5 meter.

Diketahui, penertiban bangunan liar dan pengerukan Kali Mampang saat itu dilakukan oleh Pemkot Jakarta Selatan atas tindak lanjut terjadinya banjir pada sehari sebelumnya yaitu 18 Agustus 2014.

Berita Rekomendasi

Saat itu, pembatas air di Tegal Parang jebol dan air pun menggenangi hinga Kompleks Pondok Karya.

Pernah Jadi Tempat Pembuangan Guling hingga Kambing Mati

Kali Mampang pun juga sempat menjadi kali yang kotor karena menjadi tempat pembuangan guling hingga kambing mati.

Hal ini diungkapkan oleh pengawas di Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air DKI Jakarta, Rusdi Jampang.

Dikutip dari Kompas.com, ia bercerita ketika berkenalan dengan Kali Mampang pada 2013 silam yang mana digambarkan oleh Rusdi yaitu sempit, kotor, dan bau.

“Kasur, bantal, guling, kambing mati dibuang di sini,” ujar Rusdi pada 20 Oktober 2017.

Setelah itu ia bercerita sejak dibentuknya UPK Badan Air, Rusdi dan 36 anggotanya bekerja delapan jam sehari untuk membersihkan kali.

Baca juga: Bacakan Nota Pembelaan, Eks Dirut Sarana Jaya Minta Maaf ke Gubernur Anies Baswedan

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas