Sumber Pencemaran Batubara di Rusun Marunda Masih Misteri, Warga Alami ISPA, Anak Gatal-gatal
KPAI ikut menyuarakan pencemaran batubara di Rusun Marunda, dampaknya sejumlah anak alami gatal-gatal hingga sulit tidur, Pemprov DKI diminta tegas.
Penulis: Theresia Felisiani
"Kami sudah bersurat terkait pencemaran debu batubara di wilayah Rusun Marunda dan sekitar, pernah juga dialog sama lurah camat tapi hasilnya menurut kami nggak memuaskan,” ujar Didi.
Warga Bakal Demo di Kemenhub
Didi menambahkan pihaknya juga akan melakukan aksi unjuk rasa di Kementerian Perhubungan pada Senin (14/3/2022).
Hal itu untuk menuntut agar KSOP Marunda ditindak.
“Aksi di Kemenhub besok minta KSOP dievaluasi kinerjanya bahkan harus dicopot karena kelalaian regulator jalankan regulasi,” tutur Didi.
Baca juga: NasDem: Duet Sahroni-Airin Punya Kans Besar Memikat Hati Warga Jakarta
Baca juga: Membongkar Kode dan Sistem Keamanan Sarang Narkoba di Kampung Bahari dan Kampung Boncos
Menurut Didi, KSOP Marunda dinilai tidak ada melakukan tugasnya dengan maksimal hingga terjadi pembiaran dari aktivitas bongkar muat di lingkungan PT KCN.
“KSOP kan regulator Pelabuhan Marunda yang harusnya jalankan fungsi pengawasan operasi, kan bisa hentikan sementara aktivitas bongkar muat KCN tapi nggak dilakukan,” ujarnya.
Keterangan Kepala UPRS Marunda
Warga Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, alami peningkatan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada bulan Oktober 2021 akibat abu batubara.
Terkait hal itu, pengelola Rusun Marunda akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Kepala UPRS Marunda Ageng Darmintono mengatakan bahwa hingga saat ini masih dicari tahu mengenai asal muasal penyebab pencemaran batubara tersebut.
"Sampai saat ini, kami mencoba untuk menelusuri dengan Dinas Lingkungan Hidup sumber debu dari mana,” kata Ageng, Minggu (13/3/2022).
Meski demikian, pihaknya mengakui ada temuan serpihan debu yang berbeda dari kebanyakan ketika petugas sedang membersihkan rusun.
"Setiap pagi ada petugas kebersihan yang kalau nyapu ada tumpukan debu selain kotoran lain yang warna hitam,” tutur Ageng.