Besi Jembatan Penyeberangan Orang di Palmerah Dicuri di Malam Hari, Warga Khawatir
Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan S Parman, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat meresahkan warga.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan S Parman, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat meresahkan warga.
Pasalnya, sejumlah besi penyanggah di JPO raib digondol maling dan hanya diberi tali mirip police line warna hitam-kuning.
Salim penjaga parkir di kolong JPO itu menjelaskan kondisi seperti ini sudah terlihat sejak bulan Februari 2022 lalu.
Dia sudah melaporkan ke pihak Kecamatan Palmerah dan hanya diberi tali penanda supaya warga tidak terjatuh.
"Jadi itu kan seperti perkotak-kotak, itu ada lima yang hilang dicuri sama orang," kata Salim di lokasi, Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Warga Serang Banten Boyong Anak dan Istri Saksikan Peresmian Jembatan Bogeg
Pria berusia 55 tahun itu menduga pelaku pencurian besi kopong JPO itu beraksi di malam hari saat situasi sepi.
Karena kalau siang hari pelaku tidak berani beraksi lantaran ramai orang yang melintas di Jalan S Parman menuju lampu merah Palmerah atau sebaliknya.
"Kalau siang sih enggak mungkin ya, ini malam hari," tegasnya.
Warga Kecamatan Palmerah ini melanjutkan dia jaga parkir di sana dari pagi sampai sore hari.
Selama ia berjaga, tidak pernah melihat ada orang yang mencopot dan membawa besi tersebut turun dari JPO.
Jika Salim melihat pelakunya maka ia tidak akan berdiam diri karena ia ingin menangkap pelaku yang meresahkan tersebut.
"JPO ini kalau sudah malam sepi," ujarnya.
Salim menambahkan, setiap malam di sini tidak ada anak jalanan atau anak punk yang tidur.
Sehingga ia menduga pelakunya memamfaatkan waktu malam hari dan langsung kabur meninggalkan lokasi.
"Besi bulet ini saja hilang yang di bawah JPO, tadinya ada lima jadi ada empat," ucapnya.
Sementara itu, Mita (26) mengaku takut terjatuh melintas di JPO tersebut.
Karena besi pegangannya dibeberapa titik sudah dihilang dan diduga dicuri oleh orang saat malam hari.
"Waktu saya lewat sini tuh malamnya ada terus paginya sudah enggak ada, tapi hilangnya bertahap satu-satu enggak sekaligus," tambah Mita.
