Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mulyono, Sopir Ambulans Panggilan yang Kerap Rela Tidak Dibayar Demi Kemanusiaan

Mereka  tak bergeming saat ditanya siapa yang biasanya mengendarai mobil prioritas utama yang kerap terparkir di halaman kelurahan itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Mulyono, Sopir Ambulans Panggilan yang Kerap Rela Tidak Dibayar Demi Kemanusiaan
Tribunnews.com/Alfarizy AF
Mulyono Petugas PPSU yang sukarela menjadi sopir ambulans di Johar Baru, Jakarta Pusat. 

Uang yang diberikan sejumlah Rp 2.400.000 namun ia hanya mengambil sebanyak Rp 1.300.000 itupun sudah termasuk biaya Tol  dan kebutuhan bahan bakar.

"Pernah disuruh anter jenazah ke Garut, saya dikasih Rp 2,4 juta tuh, tapi saya balikin, itu terlalu banyak untuk saya, hal itu saya lakukan murni karena memang hati saya ikhlas menolong," ujarnya terharu, sambil sesekali menyeka air mata diujung matanya.

Saat pandemi Covid-19 berlangsung, Pak Mul disibukkan dengan antar jemput jenazah dari Rumah Sakit di kawasan Jakarta Pusat menuju TPU Kawi-Kawi, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Tak hanya sekadar mengantarkan jenazah, ia juga mengaku sempat ikut memandikan jenazah hingga menggali liang kubur.

"Saya sempat juga bantu untuk memandikan jenazah, pernah juga sampai tolong gali kubur," ujarnya.

Pak Mul berprinsip, kehidupan ini bukan hanya soal uang. Ia juga menanamkan hal yang sama kepada empat anaknya.

Anak pertama hingga ketiga, sudah sukses ia kuliahkan ke jenjang strata satu, sedangkan anak bungsunya sedang duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.

Berita Rekomendasi

Ketiga anaknya berkuliah dari jerih payah Pak Mul.

Ia mengatakan kisah kegagalannya saat mencalon AKABRI menjadi cambuk agar ia dapat mengantarkan anak-anaknya ke gerbang kesuksesan.

"Saya selalu nasehati anak-anak, jangan pernah pikirin apa yang orang tua kerjakan, fokus saja kuliah," ujar Pak Mul menirukan gaya berbicara dengan anaknya.

Anak sulungnya lulus dari jurusan pendidikan dan saat mengajar di salah satu sekolah swasta di Jakarta Pusat, anak keduanya sarjana akuntansi, saat ini sedang bekerja di Perusahaan Gas Negara (PGN), serta anak ketiganya sedang menempuh jurusan ekonomi di salah satu kampus swasta di Jakarta.

Diusianya yang ia rasa tak muda lagi ini, Pak Mul berharap anak-anaknya dapat menjadi seorang yang berguna bagi lingkungan sosial kemasyarakatan.

"Saya sudah umur segini, cuma berharap anak-anak bisa berguna untuk sekitarnya saja," ujarnya sambil tersenyum.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas