PBNU Dan Vox Point Indonesia Sepakat Perkuat Wawasan Kebangsaan
Dalam audiensi tersebut pengurus Vox Point Indonesia menjelaskan keberadaan dan latar belakang Ormas Katolik yang lahir pada 12 Maret 2016 tersebut.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vox Point Indonesia dan PBNU sepakat memperkuat wawasan kebangsaan untuk menjaga Pancasila, merawat kebhinekaan dan menjaga kedaulatan Bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam audiensi Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin lalu
Dalam audiensi tersebut pengurus Vox Point Indonesia menjelaskan keberadaan dan latar belakang Ormas Katolik yang lahir pada 12 Maret 2016 tersebut.
Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati menjelaskan tiga fokus kerja Vox Point Indonesia. Yakni bidang kaderisasi politik, bidang edukasi sosial politik dan kajian strategis terkait isu-isu kebangsaan.
"Terima kasih kepada PBNU yang telah menerima kunjungan Vox Point Indonesia. Salah satu fokus kerja kami terkait isu-isu kebangsaan. Sebagaimana tagline Vox Point Indonesia, Mengembangkan Nilai-Nilai Kebangsaan. Kami ingin agar semua pihak memberikan kontribusi untuk tetap menjaga kedaulatan bangsa dengan menjaga warisan para pejuang dan pahlawan Bangsa Indonesia," kata Yohanes Handojo Budhisedjati.
Ia menyebut, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi besar yang telah berpengalaman menjaga kedaulatan bangsa. Pengurus dan kader Nahdlatul Ulama, kata dia, telah memberikan kontribusi untuk menjaga dan merawat Pancasila.
Ia mengatakan Nahdlatul Ulama menjadi contoh bagi semua organisasi dalam memberikan sumbangsih kepada NKRI.
Oleh karena itu, ia berharap agar apa yang telah dilakukan Nahdlatul Ulama menjadi inspirasi semua elemen masyarakat Indonesia. Agar bangsa Indonesia tetap utuh.
"Vox Point Indonesia punya kewajiban untuk menggalang persatuan dan persaudaraan. Sebab, kita adalah saudara sebagai sesama anak bangsa. Untuk itu, tugas kita ke depan bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus sepakat bahwa Pancasila harus hadir dalam karya dan perutusan kita masing-masing," tegas Handojo.
Selain itu, Handojo menjelaskan kunjungan ke Nahdlatul Ulama juga dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022. Ia mengatakan Vox Point Indonesia dan Nahdlatul Ulama bersepakat untuk terus merawat kebhinekaan dengan cara memperkuat wawasan kebangsaan.
Vox Point Indonesia diterima Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di antaranya
H. Choirul Saleh Rasyid (Ketua PBNU), H. Muhammad Faesal, (Wasekjen PBNU), H. M. Silahuddin ( Wasekjen PBNU) dan Hj. Ai Rahmayanti (Wasekjen PBNU).
Sementara dari Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati (Ketua Umum), Gories Lewoleba (Waketum dan Juru Bicara), Devi Taurisa (Waketum) dan Ervanus Ridwan Tou (Sekjen).
Wasekjen PBNU, Muhammad Faesal menyampaikan permohonan maaf karena Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf tidak bisa menerima kunjungan Vox Point Indonesia. Ketum PBNU sedang menjalankan agenda lain yang tak bisa diwakilkan.
"Kami menyampaikan permohonan maaf karena Pak Ketua Umum sedang melaksanakan tugas yang tak bisa diwakilkan. Namun, tidak mengurangi rasa hormat atas kunjungan Vox Point Indonesia," kata Faesal.
Faesal mendorong Vox Point Indonesia untuk terus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, kata dia, salah satu upaya untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan adalah dengan saling menyapa, berdialog dan mengunjungi satu sama lain. Agar relasi sebagai sesama anak bangsa bisa terjalin baik.
"Kehadiran Vox Point Indonesia tentu untuk saling berdiskusi terkait penguatan wawasan kebangsaan dalam menghadapi beragam dinamika dan tantangan kebangsaan. Kami berharap, dengan banyak berdialog bisa menemukan berbagai inovasi untuk mewujudkan nilai-nilai kebangsaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Ke depan, kita harus saling berkolaborasi program kerja yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Terutama implementasi nilai-nilai kebangsaan," ujar Faesal.