Kepala BPIP Bicara Komitmen Laksanakan Asta Cita Presiden Prabowo Soal Perkokoh Ideologi Pancasila
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan pihaknya terus memperkuat penanaman nilai-nilai Pancasila kepada seluruh masyarakat.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan pihaknya terus memperkuat penanaman nilai-nilai Pancasila kepada seluruh masyarakat.
Hal tersebut, dikatakan Yudian, sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
"Khususnya pada poin memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia. Kamu berterima kasih atas gotong royong dan kerja sama yang baik dalam 5 tahun ini, bersama kementerian dan lembaga, pemda, dan organisasi sosial politik," kata Yudian dalam sambutannya di Acara Refleksi Akhir Tahun 2024 Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Dia berharap publik dapat terus melaksanakan dan menghayati nilai-nilai Pancasila.
"Dan menyosialisasikannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara," kata dia.
Lebih lanjut, Yudian mengatakan ada dua peristiwa bersejarah yang melibatkan Pancasila dan Indonesia di masa kemerdekaan.
Peristiwa pertama, Yudian menyebut bahwa anak-anak jajahan yang disekolahkan dan dipekerjakan oleh para penjajah, tetapi pada akhirnya berjuang untuk Indonesia dan Pancasila.
"Hanya kurang dari 30 tahun mereka sudah bersumpah untuk melawan penjajah dan mendirikan negara merdeka," kata Yudian.
Kemudian, dikatakan Yudian, peristiwa bagaimana kerajaan-kerajaan yang menyerahkan kekuasaan mereka kepada sebuah negara bernama Indonesia.
"Dengan segala konsekuensi konstitusionalnya, (para raja dan sultan) menyerahkan negara mereka kepada sebuh negara yang baru sekadar nama: Indonesia," kata dia.
Baca juga: Saksikan Pelantikan DPPI DIY, BPIP Dorong Aktualisasikan Nilai Pancasila di Masyarakat
"Tidak ada letusan peluru, tidak ada senjata, tidak ada nyawa yang jatuh. Itulah pengorbanan yang diberikan kepada para raja dan sultan kepada proklamasi kita yang hahya berjalan 50 detik," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.