Tangkap 4 Pejabat BPN, Ini Daftar Orang Penting Lainnya yang Pernah Ditangkap Kombes Hengki Haryadi
Selain menangkap 4 pejabat BPN, Kombes Hengki Haryadi memiliki rekam jejak menangkap orang-orang penting selama bertugas di Jakarta.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi kini tengah disorot masyarakat dalam kasus baku tembak di kediaman petinggi Polri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Kasus ini disorot karena menewaskan seorang polisi Brigadir J dan disebut-sebut sarat dengan kejanggalan.
Namun di balik sorotan publik itu, polisi juga terus bekerja.
Terbaru, polisi di Jakarta menangkap empat pejabat BPN dalam kasus dugaan mafia tanah.
Penangkapan dipimpin langsung Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dan setelah itu menggeledah kantor BPN Jakarta Selatan.
Baca juga: Polisi Bongkar Modus Baru Mafia Tanah yang Libatkan Sejumlah Pejabat BPN
Ternyata bukan kali ini saja Kombes Hengki menangkap orang-orang penting.
Catatan Tribunnews.com, bulan lalu dia juga memimpin penangkapan Pimpinan Tertinggi Ormas Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja di Lampung.
Lalu siapa saja orang-orang penting yang pernah ditangkap Kombes Hengki Haryadi?
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Jumat (15/7/2022). Dan bagian terakhir tulisan ini adalah profil singkat Kombes Hengki Haryadi.
1. Tangkap 4 Pejabat BPN
Dua hari lalu, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi memimpin penangkapan terhadap empat pejabat BPN dalam kasus dugaan mafia tanah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Keempatnya bahkan telah ditetapkan jadi tersangka.
"Untuk saat ini sudah ada 4 pejabat ASN BPN di wilayah Jakarta dan Bekasi yang sudah kami tangkap dan tetapkan sebagai tersangka," kata Kombes Hengki Haryadi saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (13/7/2022).
Hengki menjelaskan 4 pejabat di BPN ini diduga juga melibatkan sejumlah pejabat lainnya.
Sindikat mafia tanah ini juga melibatkan sejumlah pegawai BPN, termasuk juga pendananya atau funder.
"Untuk pegawai BPN ada 10 orang berstatus pegawai tidak tetap dan ASN," imbuhnya.
Hengki menyampaikan pengungkapan kasus mafia tanah ini tak lepas dari dukungan Satgas Mafia Tanah Kementerian ATR/BPN RI.
Sehari kemudian, dia dan timnya menggeledah kantor BPN Jakarta Selatan.
2. Tangkap Pimpinan Tertinggi Ormas Khilafatul Muslimin
Sebulan sebelumnya ramai soal Ormas Khilafatul Muslimin yang dianggap meresahkan masyarakat.
Kasus itu sempat menghebohkan publik setelah pemimpin tertinggi Ormas Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja ditangkap polisi.
Kombes Hengki Haryadi memimpin penangkapan Abdul Qadir Baraja di Lampung pada Senin (6/6/2022).
Kasus yang ditangani Polda Metro Jaya itu kini mulai
3. Tangkap Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie
Anak dan menantu konglomerat Aburizal Bakrie yaitu Ardi dan Nia Ramadhani ditangkap polisi karena kasus narkoba pada Juli 2021 lalu.
Kombes Hengki Haryadi yang saat itu masih menjabat Kapolres Jakarta Pusat melakukan penangkapan.
Saat itu artis Nia Ramadhani ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (7/7/2021) dengan barang bukti 0,78 gram sabu.
Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut, pasangan itu disangkakan Pasal 127 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
4. Tangkap Hercules
Siapa tak kenal Hercules eks preman Tanah Abang yang sangat dikenal luas.
Saat menjabat Kapolres Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi yang berani menangkap Hercules Rosario Marshal pada November 2018 lalu.
Saat menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Hengki Haryadi juga pernah menangkap Hercules.
Saat itu di tahun 2013, ia bersama tim Satreskrim Polres Metro Jakbar mencokok Rosario de Marshall atau dikenal dengan nama Hercules lantaran kerap melakukan tindakan kekerasan hingga pemalakan bersama anak buahnya kepada masyarakat di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar.
Kala itu Kapolres Metro Jakbar dijabat oleh Fadil Imran yang kini menjadi Kapolda Metro Jaya.
5. Tangkap Steve Emmanuel
Aktor Steve Emmanuel (35) ditangkap polisi gara-gara kedapatan membawa narkoba.
Dia ditangkap oleh polisi dari Metro Jakarta Barat yang saat pimpinannya Kombes Pol Hengki Haryadi.
Hengki mengatakan kalau Steve Emmanuel ditangkap di lobby apartemen Kondominium Kintamani A/17/6 RT 001/ 014, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Jumat (21/12/2018) malam.
"Kami amankan bersama barang bukti (narkoba) nya," ucap Hengki.
Kasus Besar Lain yang Pernah Ditangani
Sejak 2010, Hengki mulai bertugas di Kota Metropolitan DKI Jakarta.
Jabatan pimpinan pertamanya di Jakarta adalah Kapolsek Metro Gambir.
Tak lama dari situ, dia menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat lalu menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat.
Pada momen menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Hengki menangkap preman kelas kakap Tanah Abang Hercules.
Pada September 2014, Hengki dipercayakan untuk menjadi Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok hingga 2016.
Pada saat itu Hengki membekuk oknum dari Bea Cukai Pelabuhan Tanjung Priok karena menipu importir truk.
Tidak hanya itu, jajaran Polres Tanjung Priok juga berhasil menggagalkan penyelundupan barang ilegal dari Singapura senilai Rp 4,2 miliar.
Usai menjadi Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Hengki dipindahkan ke Polda Metro Jaya pada 2016.
Saat itu, ia memegang jabatan sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Setahun kemudian, dia kembali dipindahtugaskan menjadi Kepala Subdit I Dittipideksus Bareskrim Polri.
Tak lama di posisi itu, Hengki akhirnya menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat pada Oktober 2017.
Di awal kepemimpinannya menjaga Jakarta Barat, Hengki mengungkap komplotan pencuri "Tenda Oranye".
Atas hal itu, Hengki mendapatkan penghargaan dari Kementerian PUPR karena salah satu pejabat dari Kementerian PUPR juga merupakan korban pencurian dari komplotan "Tenda Oranye"
Pada akhir 2018, lagi-lagi Hengki harus berhadapan dengan Hercules karena residivis itu terbukti mengintimidasi dan menyebarkan ketakutan kepada warga Kalideres saat mencoba menguasai lahan milik warga.
Hercules berhasil kembali dijerat hukum.
Usai berhadapan dengan Hercules, Hengki mengungkap kasus-kasus narkoba mulai dari jenis ekstasi, sabu dan ganja.
Mulai dari yang dibuat secara rumahan hingga terhubung dengan jaringan internasional.
Di bawah bimbingan Hengki, Polres Metro Jakarta Barat akhirnya berkolaborasi dengan penegak hukum narkoba dari Amerika Serikat, yaitu DEA pada pertengahan 2019.
Hasilnya, Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengungkapkan penyelundupan sabu asal Amerika dengan modus bungkus kopi seberat 28 kilogram.
Hengki mengemban tugasnya sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat hingga Desember 2019, lalu melanjutkan pendidikan di Sespimpti Polri 9 bulan lamanya.
Usai lulus dari Sespimpti Polri dan menjadi lulusan terbaik, dia bertugas di Mabes Polri menjadi Analis Kebijakan Madya bida Pideksus Bareskrim Polri.
Di pertengahan November 2020 tepatnya 16 November 2020 diterbitkan telegram Kapolri dengan nomor ST/3222/XI/KEP./2020 yang salah satu butirnya berisi diangkatnya Hengki dalam jabatan baru sebagai Kapolres Metro Jakarta Pusat.
Kemudian pada 13 April 2022, dia dipercaya menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Jakarta bebas Premanisme," kata Hengki kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Jabatan itu masih diembannya sampai sekarang.