Demam Diberi Obat Sirup Lalu Diduga Usus Buntu, Ternyata Bocah di Cilincing Gagal Ginjal Akut
FAZ bocah perempuan berusia 6 tahun meninggal setelah mengalami gangguan gagal ginjal akut, awalnya diduga usus buntu dan sempat diberi obat sirup.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - FAZ bocah perempuan berusia 6 tahun meninggal setelah mengalami gangguan gagal ginjal akut.
Bocah warga RW 12 Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara itu meninggal pada 3 Oktober 2022 silam di RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Sebelum meninggal, FAZ sempat menjalani perawatan di beberapa rumah sakit.
Awalnya FAZ diduga mengalami usus buntu sampai akhirnya bocah tersebut terkonfirmasi gagal ginjal akut.
Hasan Basri (38) menuturkan awalnya, sang buah hati tercinta pada 20 September 2022 silam mengalami demam tinggi sehingga diberikan obat dari warung dekat rumah.
"Pertamanya pada tanggal 20 September sakit panas, pas sakit panas kita kasih obat warung dulu kayak Bodrexin gitu," kata Hasan saat ditemui di rumahnya, Rabu (26/10/2022).
Lantaran FAZ tak kunjung membaik, orangtuanya lantas membawa FAZ ke Klinik Dompet Dhuafa di dekat rumah.
Di klinik tersebut, berdasarkan penuturan Hasan, dokter memberikan sekitar tiga jenis obat sirup.
"Kita bawa ke Klinik Dompet Dhuafa, terus dikasih obat. Obatnya seperti biasa, kalau anak kecil kan sirup cair. Ada tiga macam kalau nggak salah," beber Hasan.
Hasan kembali membawa anaknya berobat ke dokter praktik umum di dekat rumah setelah FAZ tak juga pulih setelah tiga hari mengkonsumsi obat sirup.
Bahkan, setelah berobat dari dokter praktik umum itu pun kesehatan FAZ berangsur-angsur memburuk.
Anak 6 tahun itu terus-terusan muntah saat meminum obat yang diberikan pihak klinik maupun dokter praktik umum.
"Setelah 3 hari minum obat nggak ada perkembangan, malah timbul muntah. Jadi dia tiap kali makan minum itu muntah, selama sakit muntah terus," jelas Hasan.
"Enggak ada yang bisa masuk perut makanan, jadi dimuntahin terus. Kita baru berobat lagi ke dokter Robilah praktik umum. Sama, nggak ada perubahan juga," sambung ayah tiga anak itu.
Baca juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak di Indonesia Tinggi, KPCDI Soroti Peran BPOM