Kriminolog UI Ungkap 2 Teori Kematian Keluarga di Kalideres: Bukan Kelaparan, Ada Keyakinan Bersama
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala ikut mengungkapkan dua teori terkait kematian empat orang keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala turut menanggapi adanya temuan jenazah empat orang yang merupakan satu keluarga di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) kemarin.
Adrianus pun mengunkap dua teori terkait kematian empat orang di Kalideres yang diduga meninggal karena kelaparan tersebut.
Teori yang pertama menurut Adrianus adalah korban bisa saja meninggal bukan karena kelaparan tapi sengaja dilaparkan oleh seseorang.
Ada kemungkinan satu atau dua orang dari korban yang sengaja ditutup aksesnya untuk makan.
Hingga akhirnya korban harus meninggal dunia karena tidak bisa makan akibat penutupan akses ke makanan tersebut.
"Teori pertama adalah mereka bukan kelaparan, tapi dilaparkan. Artinya ada mungkin ada dua orang yang sengaja ditutup aksesnya untuk kemudian tidak makan hingga mati," kata Adrianus dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Dua Pria Mengunci Pagar Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Menggunakan Gembok Besi
Adrianus menambahkan, penutupan akses keluar rumah, ditutupnya jendela dan seluruh ventilasi yang ada di rumah membuat bau jenazah tidak tercium keluar.
Hal tersebut bisa saja sudah dipersiapkan oleh seseorang, sehingga untuk menyamarkan keberadaan jenazah di dalam rumah tersebut.
"Nah untuk itu maka untuk membuat bau tidak kemana-mana, sebelum yang ketiga-keempat mati, sehingga dipakailah itu tadi," imbuhnya.
Lebih lanjut Adrianus menyebutkan, teori yang kedua yakni adanya suatu keyakinan bersama terkait hidup setelah mati.
Baca juga: Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Polisi Temukan Petunjuk Baru
Atau bisa saja dari keempat anggota keluarga tersebut, terdapat satu dua orang yang tidak setuju.
Namun orang yang tidak setuju tersebut dipaksa untuk ikut mati bersama.
"Teori kedua, bahwa ada suatu keyakinan bersama yang mereka yakini mengenai hidup setelah mati itu. Mungkin sekali misalnya dari keempat orang itu, satu dua orang tidak meyakini kemudian dipaksa mati bersama," terang Adrianus.
Baca juga: Arti Paham Apokaliptik yang Diduga Dianut Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres
Polisi Belum Bisa Simpulkan Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Diduga Anut Paham Apokaliptik
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, kasus tewasnya satu keluarga di rumahnya kawasan Kalideres, Jakarta Barat menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat.
Bahkan, pengamat menduga jika keluarga tersebut menganut paham akhir dunia alias apokaliptik.
Terkait itu, pihak kepolisian tidak mau berandai-andai soal apakah satu keluarga tersebut menganut paham-paham atau sekte-sekte tertentu.
"Secara resmi belum bisa menyimpulkan (soal penganut paham atau sekte tertentu)," kata Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy saat dihubungi, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Dinilai Tidak Etis Pernyataan Wali Kota Jakbar Sebut Keluarga di Kalideres Antisosial
Avrilendy mengungkapkan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik untuk mengetahui penyebab pasti kematian satu keluarga tersebut.
"Kita tuggu hasil Puslabfor Polri, kemarin kita udah kasih sampel lambung sama hati dan organ tubuh lainnya. Kita masih tunggu itu untuk menyebab kematian," ungkapnya.
Sebelumnya warga di perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).
Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial Rudiyanto Gunawan (71), anak berinisial Dian (42), ibu berinisial K. Margaretha Gunawan (66), dan paman berinisial Budiyanto Gunawan (68).
Baca juga: Polisi Periksa Sejumlah Warga Terkait Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Lambung Korban Tidak Terisi Makanan
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.
Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.
Baca juga: Polisi Belum Bisa Pastikan 4 Jenazah yang Tewas di Kalideres Bisa Dikremasi Hari Ini
"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.
Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.
"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Abdi Ryanda Shakti)
Baca berita lainnya terkait Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat.