Ahli Psikologi Forensik Duga Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres karena Bunuh Diri
Reza menyoroti empat hal yang mengindikasikan bahwa satu keluarga tersebut nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menduga kasus kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden I Ekstension, Kalideres, Jakarta Barat merupakan peristiwa homocide-suicide atau bunuh diri.
"Perkiraan saya kasus ini adalah homocide-suicide (bunuh diri)," kata Reza dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).
Terkait dugaanya itu Reza menyoroti empat hal yang mengindikasikan bahwa satu keluarga tersebut nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Hal pertama yang jadi sorotannya yakni mengenai kondisi rumah yang masih terkesan rapih setelah satu keluarga itu ditemukan tewas.
"Kedua, keluarga meminta PLN agar memutus aliran listrik kerumah. Ketiga, tiga dari empat jenazah tergolong lansia (lanjut usia) dan memiliki masalah kesehatan," ucap Reza.
Kemudian, alasan ke empat yang menguatkan bahwa satu keluarga tersebut tewas karena bunuh diri, usai adanya permintaan dari pihak keluarga yang ingin empat jasad tersebut agar dikremasi.
Karena menurut Reza pada keyakinan tertentu, praktik kremasi dipercaya merupakan transformasi dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mobil Keluarga yang Tewas di Kalideres Ditemukan, Dijual Paman ke Showroom
"Bunuh diri tidak absolut dipandang sebagai keburukan. Sebagian diantaranya justru memiliki justifikasi moral," jelasnya.
Kendati demikian dikatakan Reza, hanya pihak kepolisian yang mengetahui penyebab pasti tewasnya satu keluarga tersebut.
Sebab sejauh ini proses penyelidikan dan investigasi masih terus dilakukan oleh polisi.
"Polisi yang investigasi dan tahu penyebab pasti," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).
Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial KM (66), dan paman berinisial BG (68).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan menerangkan penemuan empat mayat itu awalnya saat warga curiga setelah mencium bau busuk yang berasal dari salah satu rumah.
"Pada saat dibuka ditemukan ada empat jenazah di dalam, dua laki-laki dan dua perempuan," kata Haris kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
Haris menyebut dari informasi masyarakat di lokasi, keempat jasad yang ditemukan itu merupakan satu keluarga dengan keadaan sudah membusuk.
Korban Tewas Sudah Lama Tak Makan
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.
Pasma menyebut keempat jenazah itu sudah meninggal dunia sejak tiga minggu yabg lalu sehingga saat ditemukan jasadnya sudah membusuk.
"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pasma juga mengungkapkan bahwa pihaknya tak menemuka ada bercak darah di lokasi penemuan keempat mayat tersebut.
Selain itu, kata Pasma, kondisi rumah juga dalam keadaan rapi, tidak berantakan, serta layak untuk ditinggali.
"Enggak ada (bercak darah)," ujarnya.
Menunggak Bayar Listrik
Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.
Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.
Baca juga: Dua Orang Mengaku Polisi Datangi Rumah Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres, Matikan Listrik
Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.
"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.
Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.
"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.