Ditemukan Buku Berbagai Agama di Rumah Keluarga yang Tewas di Kalideres, Ini Kata Polisi
Zulpan mengungkapkan saat ini proses penyelidikan masih terus bergulir dengan mengedepankan metode scientific crime investigation
Editor: Eko Sutriyanto
"Ini menjadi penting sehingga jika nanti ditemukan bacaan yang menjurus (aliran tertentu)," kata Benny dikutip dari youTube KompasTv.
Benny juga mengatakan, penyidik perlu menyelidiki lebih lanjut jejak digital korban
"Yang lebih penting lagi, jejak digital. Apakah mereka sebelum hpnya mati tidak ada listrik, apakah ada komunikasi-komunikasi lain, contoh komunikasi dengan kelompoknya atau pihak yang berafiliasi," tuturnya.
Benny menuturkan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium forensik untuk menyimpulkan motif tewasnya satu keluarga ini.
"Kami masih menunggu hasil dari labfor, hasil autopsi untuk menguatkan dan mecari motifnya apa," tutur Benny.
Diduga Anut Paham Apokaliptik
Sebelumnya warga di perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).
Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial Rudiyanto Gunawan (71), anak berinisial Dian (42), ibu berinisial K. Margaretha Gunawan (66), dan paman berinisial Budiyanto Gunawan (68).
Adrianus Meliala, kriminolog Universitas Indonesia (UI) mengatakan diduga satu keluarga tersebut memiliki keyakinan apokaliptik.
Keyakinan apokaliptik adalah keyakinan terhadap akhir dunia.
Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres: Ditemukan Buku Berbagai Agama hingga Mobil Korban
"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus, Sabtu (12/11/2022).
Diberitakan Tribunnews.com, Adrianus juga menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.
"Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu," kata Adrianus.
Ada juga dugaan seperti adanya pihak yang membuat para korban lapar dengan tidak memberi akses makanan.
"Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat," lanjut Adrianus.