Kaleidoskop 2022: Kasus Menonjol Polda Metro, Narkoba Teddy Minahasa, Kematian Keluarga di Kalideres
Kasus Menonjol sepanjang 2022 yang ditangani Polda Metro, di antaranya Narkoba Irjen Teddy Minahasa hingga kasus kematian satu keluarga di Kalideres
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Theresia Felisiani
"Sebetulnya pelaku ada dua target lagi (total 3 target) yang akan dieksekusi, hal ini terkait rasa sakit hatinya," kata Panjiyoga.
Singkat cerita, adapun dalam proses pembunuhan itu dikatakan polisi Rudolf mengiming imingi AYR dengan membuat konten podcast dengan tema keagamamaan di kamar apartemen milik Rudolf.
Berdasarkan keteranganya, cara tersebut dianggap Rudolf akan memudahkan dirinya membunuh AYR lantaran teman dekatnya itu akan tertarik jika diajak membuat podcast.
"Jadi pelaku ini tahu bagaimana mengajak korban, dengan cara membuat konten podcast bersama," ujar Panjiyoga.
Di kamar tersebut, Rudolf menghabisi nyawa korban AYR dengan cara mencekiknya.
"Pelaku membunuh korban dengan cara dicekik," katanya.
Barulah setelah membunuh, Rudolf membuang jasad AYR di kolong tol Becakayu, Jakarta Timur.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indriwieeny Panjiyoga menyebut, lokasi kolong tol Becakayu yang sepi dari aktivitas warga diisinyalir jadi alasan Rudolf memilih membuang jenazah Icha di lokasi tersebut.
"Pelaku membuang jenazah korban disitu karena disitu sepi," kata Panjiyoga ketika dikonfirmasi, Minggu (23/10/2022).
Mantan Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat itu juga menerangkan, Rudolf sengaja membuang jasad Icha di kolong Tol Becakayu lantaran searah dengan jalur pulang pelaku.
Seperti diketahui, Rudolf tega menghabisi Icha yang merupakan rekannya itu usai mengalami cekcok di Apartemen Pramuka, Jakarta Pusat.
"Karena (kolong Tol Becakayu) searah jalan dengan kediaman pelaku," ungkap Panjiyoga.
Atas perbuatannya Rudolf dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
3. Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Jakarta Barat
Warga Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).
Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial KM (66), dan paman berinisial BG (68).
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan menerangkan penemuan empat mayat itu awalnya saat warga curiga setelah mencium bau busuk yang berasal dari salah satu rumah.
"Pada saat dibuka ditemukan ada empat jenazah di dalam, dua laki-laki dan dua perempuan," kata Haris kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.
Baca juga: Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Karena Sakit, Mengapa Tak Minta Tolong Tetangga? Ini Kata Ahli
Namun berjalannya waktu, kasus yang selanjutnya ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya membantah bahwa ke empat jeazah tersebut tewas akibat tidak makan.
Hal itu diungkap oleh Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi yang mengatakan tak bisa menyimpulkan bahwa penyebab kematian karena kelaparan.
"Jadi, kami belum bisa beri kesimpulan bahwa korban ini meninggal karena kelaparan,” ujarnya.
“Hasil penyelidikan sementara ini, kami temukan bekas-bekas bungkus makanan dari satu sisi, namun di rumah tidak ada persediaan makanan," imbuh Hengki.
Kematian satu keluarga ini pun juga dikaitkan dengan adanya dugaan kecendrungan sekte tertentu yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarg bernama Budyanto Gunawan.
"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief (kepercayaan) dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah dalam keluarga dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki dalam keteranganya, Selasa (29/11/2022).
Selain itu Hengki juga menjelaskan, dalam hasil penyelidikan sementara itu, hal itu juga diperkuat dengan ditemukannya sejumlah benda berupa buku-buku lintas agama serta mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.
"Oleh karenanya kami akan mengundang ahli sosiologi agama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan tulisan yang ada di dalam buku serta hubunganya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," jelasnya.
Namun berjalannya waktu polisi yang menggabdeng sejumlah ahli akhirnya berhasil menyimpulkan penyebab kematian satu keluarga tersebut pada 9 Desember 2022 lalu.
Dalam kesimpulan itu polisi tak menemukan adanya suatu tindak pidana yang dilakukan terhadap ke empat jenazah satu keluarga itu dan resmi menghentikan kasus tersebut.
"Oleh karenanya maka kasus ini kedepan akan kami hentikan penyelidikannya," tegas Hengki dalam konferensi pers, Jum'at (9/12/2022).
Dalam rilis akhir itu, Ahli Sosilogi Agama, Jamhari juga memastikan bahwa empat keluarga yang tewas dalam satu rumah di Kalideres, Jakarta Barat bukanlah penganut sekte atau aliran tertentu.
Jamhari menekankan bahwa memang betul di lokasi tempat tewasnya satu keluarga itu ditemukan buku dari berbagai agama namun itu dianggapnya sebagai hal yang lumrah.
"Dari barang bukti yang ada, mereka orang wajar dan normal untuk kesembuhan, cari jodoh atau yang lain. Kesimpulan bukan orang sekte atau apokaliptik, mereka meninggal wajar," jelas Jumhari dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jum'at (9/12/2022).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.