Pasar Kemiri Muka Depok Kebakaran, Satu Pedagang Ngaku Rugi Hingga Rp60 Juta
Enam unit mobil Damkar dan 40 personel diterjunkan untuk memadamkan kobaran api yang menghanguskan 20 lapak pedagang di Pasar Kemiri Muka.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran terjadi di Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok, Jawa Barat, menjelang waktu berbuka puasa, Minggu (26/3/2023).
Kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik, telag menghanguskan 20 lapak pedagang.
Satu di antara lapak yang terbakar adalah milik Rohman. Ia mengatakan ketika kejadian sedang bersiap buka puasa di rumahnya.
"Awal mulanya saya ditelepon sama teman jam 17.30 WIB, dikabarin warung saya kebakaran. Pas saya sampai sini api sudah besar, sudah gak ada yang bisa diselamatin," ujar Rohman di depan lapaknya yang hangus terbakar dikutip dari TribunJakarta, Senin (27/3/2023).
Baca juga: 132 Kambing Mati Terbakar saat Kebakaran Terjadi di Penampungan Hewan Ternak Pondok Kopi
Rohman mengatakan, lapak bahan-bahan bakso miliknya hangus seluruhnya tanpa tersisa sedikit pun.
"Habis semua rata," bebernya singkat.
Akubat kejadian, Rohman mengaku merugi kurang lebihnya Rp 50 juta hingga Rp 60 juta.
"Kira-kira Rp 50 juta sampai Rp 60 juta, karena memang baru isi juga bahan bakunya," tuturnya.
Puluhan Personel Damkar Diterjunkan
Kepala Seksi Penyelamatan Dinas Damkar Kota Depok, Tessy Haryati, mengatakan, pihaknya menerima laporan kebakaran tersebut pada pukul 17.30 WIB.
"Iya terjadi kebakaran kami terima berita pukul 17.30 WIB dan 17.35 WIB kami sudah tiba di TKP," jelas Tessy di lokasi kejadian pasca padamnya api, Minggu (26/3/2023).
"Diturunkan enam unit mobil Damkar, memang kita ada keterbatasan personel karena sekarang bulan puasa, jadi kita bergantian ke TKP," timpalnya.
Tessy mengatakan, pihaknya menerjunkan enam unit mobil Damkar dan 40 personel untuk memadamkan kobaran api yang menghanguskan 20 lapak pedagang ini.
"Proses pemadaman berlangsung kurang lebihnya selama 40 menit," bebernya.
Selama proses pemadaman, Tessy mengatakan seluruh personelnya masih dalam kondisi berpuasa.
Bahkan, mereka baru bisa berbuka setelah api mulai padam, itu pun hanya meneguk air mineral saja.
"Betul jadi kejadiannya jelang waktu berbuka. Jadi kita gak ada yang buka puasa, dan baru buka puasa setelah selesai di sini," ungkap Tessy.
"Diduga ada kegagalan instalasi listrik, itu karena api diawali di bagian plafon dan turun ke bawah lapak pedagang," pungkasnya. (Dwi Putra Kesuma/TribunJakarta)