Survei Indikator: Masalah Keamanan Jadi 1 dari 3 Masalah Utama di DKI Jakarta
Hasil temuan survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan setidaknya ada tiga masalah utama di Provinsi DKI Jakarta yang dirasakan warga ibu kota
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
![Survei Indikator: Masalah Keamanan Jadi 1 dari 3 Masalah Utama di DKI Jakarta](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/burhanuddin-muhtadi-dalam-rilis-survei-bertajuk-drama-minyak-goreng.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil temuan survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan setidaknya ada tiga masalah utama di Provinsi DKI Jakarta yang dirasakan oleh warga ibu kota.
Tiga masalah utama tersebut adalah penciptaan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran, pengendalian harga-harga kebutuhan pokok, serta masalah keamanan atau ketertiban.
Berdasarkan hasil survei Indikator, sebanyak 30,6 warga DKI masih merasa penciptaan lapangan kerja tau pengurangan pengangguran sebagai masalah utama, disusul 19 persen soal pengendalian harga kebutuhan pokok, serta 18,4 persen soal masalah keamanan atau ketertiban.
Membuntuti di bawahnya ada masalah pemerataan pendapatan dengan 5,9 persen, pemberantasan tindakan yang bertentangan dengan moral 4 persen, dan perbaikan kualitas pendidikan 3 persen.
"Di Jakarta adalah isu lapangan pekerjaan, mungkin efek setelah pandemi banyak yang alami PHK, mereka mulai bebas melakukan mobilitas, tapi pekerjaan yang mereka perlukan," ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil surveinya, secara daring, Kamis (11/5/2023).
Perihal masalah keamanan dan ketertiban, Burhanuddin menyebut proporsi di DKI Jakarta punya tiga kali lipat dari tingkat nasional.
Pada tingkat nasional, masalah keamanan berkisar hanya 5-6 persen, sedangkan di DKI Jakarta sebanyak 18,4 persen.
"Masalah keamanan dan ketertiban ini proporsinya kurang lebih tiga kali lipat lebih besar ketimbang nasional," ungkapnya.
Sebagai informasi survei Indikator dilakukan pada rentang 24 Februari - 3 Maret 2023.
Survei ini memiliki sampel basis 820 orang yang kemudian dilakukan oversampel di Dapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sampel yang dianalisis sebanyak 2.060 responden.
Seluruhnya merupakan warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel survei menggunakan metode multistage random sampling.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa 5.4 M Guncang Banten, Getarannya Terasa hingga Ibu Kota Jakarta
Dalam survei ini memiliki toleransi kesalahan atau margin of erro sekitar kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara. Dilakukan pula quality control terhadap hasil wawancara secara random sebesar 20 persen dari total sampel, dengan kembali mendatangi responden terpilih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.