Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Ngabila Salama, Pejabat Dinkes DKI Pamer Gaji Rp 34 Juta, tapi LHKPN-nya Rp 73 Juta

Pejabat Dinkes DKI Ngabila Salama menjadi sorotan setelah memamerkan gajinya sebesar Rp 34 juta. Namun harta kekayaan yang dilaporkan hanya Rp 73 juta

Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
zoom-in Sosok Ngabila Salama, Pejabat Dinkes DKI Pamer Gaji Rp 34 Juta, tapi LHKPN-nya Rp 73 Juta
Warta Kota/YULIANTO
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr Ngabila Salama, MKM saat difoto setelah menerima awak media dari Wartakotalive.Com di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023). Ngabila Salama menjadi sorotan setelah memamerkan gajinya sebesar Rp 34 juta. Namun harta kekayaan yang dilaporkan hanya Rp 73 juta 

TRIBUNNEWS.COM - Nama pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dr Ngabila Salama menjadi sorotan.

Tak lain setelah dr Ngabila Salama memamerkan pendapatan atau take home pay (THP) sebesar Rp 34 juta per bulan.

Melalui cuitan di Twitter-nya, dr Ngabila Salama juga mengaku teman dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Hanya saja, dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan pada KPK, Ngabila Salama tercatat memiliki kekayaan sebesar Rp 73 juta.

Cuitan pamer gaji oleh dr Ngabila Salama pun kini sudah dihapus dan diganti dengan permintaan maaf darinya.

Hanya saja, aksi dr Ngabila Salama terlanjur viral di media sosial dan menuai kritikan dari rekan sejawat.

Sebab, sikap Ngabila Salama dianggap tidak peka dengan penghasilan banyak dokter yang bertugas di daerah.

Baca juga: Dinkes DKI Bersama PT Kalventis Sinergi Farma Berikan Vaksin Influenza Kuadrivalen Kepada 600 Nakes

Berita Rekomendasi

Sosok Ngabila Salama

Saat ini, Ngabila Salama menjabat sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.

Jabatan tersebut diemban Ngabila Salama sejak Februari 2019 hingga saat ini.

Sebelum bertugas di Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama sempat bertugas di Puskesmas Duren Sawit selama tiga tahun.

Pada 2017, ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.

Dikutip dari WartaKotalive.com, Ngabila Salama lahir di Jakarta pada 25 Oktober 1989 sehingga saat ini, usianya 33 tahun.

Sejak kecil, Ngabila Salama memang bercita-cita menjadi dokter. Hal inilah yang membuat bertekad dan mendaftar kuliah di Fakultas Kedokteran.

Hingga akhirnya, ia malah diterima di dua kampus sekaligus dalam waktu yang bersamaan yaitu Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Indonesia (UI), Depok.


Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr Ngabila Salama, MKM saat difoto setelah menerima awak media dari Wartakotalive.Com di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023).
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr Ngabila Salama, MKM saat difoto setelah menerima awak media dari Wartakotalive.Com di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023). (Wartakotalive/Yulianto)

Di Universitas Airlangga, Ngabila Salama lolos melalui jalur rapor, sedangkan di UI, ia lolos via jalur SBMPTN.

Setelah melalui sejumlah pertimbangan, anak kedua dari tiga bersaudara itu memilih UI.

Alasannya, lokasi kampus tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila Salama aktif berkiprah di organisasi.

Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) dan pada tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.

Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.

"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," kata Ngabila.

Selesai mengabdi Kalianda, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2013 dan dinyatakan lolos.

"Tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap Ngabila.

Pada 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia (UI).

"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," kata ibu dari tiga anak laki-laki itu.

Saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat belajar di jenjang S2.

LHKPN 'Hanya' Rp 70 Juta

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr Ngabila Salama, MKM saat difoto setelah menerima awak media dari Wartakotalive.Com di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023).
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr Ngabila Salama, MKM saat difoto setelah menerima awak media dari Wartakotalive.Com di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023). (Warta Kota/YULIANTO)

Selama berdinas di Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama sudah lima kali melaporkan harta kekayaannya kepada KPK.

Dari kelima laporannya itu, tercatat harta kekayaannya Ngabila Salama tak pernah lebih dari Rp 100 juta.

Mula-mula, Ngabila melaporkan hartanya sebesar Rp 50 juta pada 2019.

Kemudian berturut-turut mulai 2020 hingga 2022, Ngabila Salama melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp 40 juta.

Selama tiga tahun itu, harta kekayaan Ngabila Salama tidak mengalami penambahan sepeser pun.

Barulah pada LHKPN terbaru per 15 Maret 2023, harta kekayaan Ngabila Salama tercatat naik menjadi Rp 73.188.080.

Dari laporan itu, Ngabila Salama hanya memiliki dua aset yaitu mobil senilai Rp 40 juta serta kas dan setara kas sebesar Rp 33.188.080.

Ia tidak memiliki aset berupa tanah dan bangunan, harta bergerak lainnya, dan harta lainnya.

Hal ini pun dinilai janggal oleh sebagian warganet sebab tidak sesuai dengan apa yang dipamerkan Ngabila di Twitter.

Pamer Gaji Rp 34 Juta per Bulan

Melalui Twitter pribadinya, Ngabila Salama sempat pamer memiliki gaji sebesar Rp 34 juta per bulan.

"Saya teman Menkes tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahnnya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin."

"Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau gak kenal saya, jangan nakal," tulis Ngabila melalui akun Twitter @Ngabila

Cuitan tersebut menuai kritik dan kecaman dari banyak warganet.

Sadar cuitannya berujung kontroversi, Ngabila lantas menghapus cuitan tersebut

Dia juga meminta maaf karena akhirnya Dinkes DKI Jakarta tempatnya bekerja ikut terbawa opini pribadinya di lini masa.

"Bismillah mhn maaf bagi sejawat dan saudara yg krg berkenan dgn postingan saya ini."

"Semoga kesejahteraan nakes trs diupayakan krn itu yg utama dlm perjuangan & 6 pilar kes."

"Sdh sy teruskan kpd stakeholder smg kita bs sama2 mengawal barakallah, salam sehat, sukses selalu semua," cuitnya

"Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang dirugikan juga instansi saya atas perbuatan yang tidak bijak tersebt."

"Semoga Allah selalu memberi kemudahan, rizki, kesuksesan untuk semua saudara saya yang membaca."

"Nikmat sehat yang tak terhingga dan kebahagiaan brsm keluarga. Aamiin YRA," imbuh Ngabila.

Namun, sejumlah pihak menyayangkan tindakan Ngabila di tengah perbedaan pendapat antara kubu yang pro RUU Kesehatan dan kubu yang menolak.

Ngabila dikenal sebagai dokter yang lebih pro terhadap RUU Kesehatan.

Di tengah kegaduhan soal pamer gaji, Ngabila terus menjawab kontroversi yang dituduhkan kepadanya.

Ia bahkan mengumumkan sejumlah program yang sudah dia lakukan dan prestasi yang dia peroleh selama ini

Warganet pun meminta Ngabila agar sebaiknya tidak banyak bicara lagi agar persoalan tak berlarut.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)(WartaKotalive.com/Feryanto Hadi)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas