Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Brutal Dua Pria di Jagakarsa Aniaya Seorang Remaja, Korban Dicekik hingga Kepalanya Diinjak

Korban yang kebingungan hanya bisa pasrah. Apalagi ketika ia dibanting pelaku ke tanah.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Aksi Brutal Dua Pria di Jagakarsa Aniaya Seorang Remaja, Korban Dicekik hingga Kepalanya Diinjak
Istimewa
Tangkapan layar aksi penganiayaan diduga melibatkan tiga anak di bawah umur di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Rekaman CCTV berdurasi 40 detik menunjukkan, aksi penganiayaan terjadi pada Sabtu (19/8/2023) sekira pukul 13.37 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi brutal dilakukan dua orang pria di Jalan Lontar, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Korban yang seorang diri dicekik hingga kepalanya diinjak oleh pelaku.

Kata ibu korban anaknya diinjak, dicekik terduga pelaku, makanya mereka nggak terima

Peristiwa penganiayaan tersebut terekam kamera CCTV yang terjadi pada Sabtu (19/8/2023).

Baca juga: Kasus Penganiayaan Berujung Damai, Pierre Gruno dan Korban Berpelukkan

Penganiayaan itu dilakukan pria berinisial F di sebuah gang kepada tetangganya berinisial D (16).

Asmara diduga mendasari F sampai tega mencekik, menginjak, bahkan membanting D dari atas motor.

Berdasarkan pantauan dari rekaman video yang beredar, terlihat F mengendarai sepeda motor bersama rekannya di sebuah gang.

Berita Rekomendasi

Disusul korban mengendarai sepeda motor seorang diri.

Tiba-tiba saja F menghampiri korban langsung mencekik lehernya.

Korban yang kebingungan hanya bisa pasrah. Apalagi ketika ia dibanting pelaku ke tanah.

"Lu siapa dulu bang, gua enggak kenal lu," tanya korban.

"Enggak kenal, enggak kenal, anj***, jangan tengil lu kalau di WA," ucap pelaku.

Baca juga: Hasil Sidang Tuntutan Terdakwa Penganiayaan David, Mario Dandy 12 Tahun Penjara, Shane Lukas 5 Tahun

F berhasil diamankan warga sekitar tak lama setelah kejadian.

Ketua RW 03 Kelurahan Lenteng Agung, Haswari Anwar menyebut, motif yang mendasari aksi penganiayaan itu adalah asmara.

"Berdasarkan pengakuan mereka ketika saya tanya, perselisihan disebabkan karena asmara," ujar Haswari dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

Sudah sempat ada mediasi antara pelaku dan korban setelah peristiwa penganiayaan.

Mulanya mediasi berjalan lancar. Pelaku dan korban sepakat berdamai.

Namun sehari setelah mediasi atau pada Minggu pagi, keluarga korban berubah pikiran.

Keluarga korban merasa miris setelah melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi pelaku kepada korban.

"Mereka (keluarga korban) awalnya mengira sang anak hanya dipukul biasa saja. Tapi pas lihat rekaman CCTV, keluarga berubah bikiran,"

"Kata ibu korban anaknya diinjak, dicekik terduga pelaku, makannya mereka gak terima," ujar Haswari.

Kini keluarga D memilih melaporkan tindakan penganiayaan F ke pihak berwajib.

Korban Dicekik dan Diinjak

Seorang remaja menjadi korban penganiayaan dan terekam dengan jelas oleh kamera CCTV, baru-baru ini

Aksi penganiayaan terhadap seorang remaja oleh remaja lainnya tersebut diketahui terjadi di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Rekaman CCTV berdurasi 40 detik menunjukkan, aksi penganiayaan terjadi pada Sabtu (19/8/2023) sekira pukul 13.37 WIB.

Awalnya dua motor melintas di sebuah jalan di gang sempit.

Baca juga: Beredar Rekaman CCTV Aksi Penganiayaan di Jagakarsa, Polisi Pastikan Korban dan Pelaku di Bawah Umur

Lalu, motor hijau yang ada di depan tiba-tiba berhenti, diikuti motor pink di belakangnya.

Motor di depan yang berboncengan langsung menghampiri korban yang seorang diri, diperkirakan berusia remaja.

Pelaku mencekik korban, lalu membantingnya sambil melontarkan kata-kata yang tak patut kepada korbannya.

"Ampun enggak lu?" kata pelaku yang mengenakan kaos hitam.

Korban yang tidak tahu menahu pun sempat mencoba bertanya kepada pelaku.

"Lu siapa dulu bang, gua enggak kenal lu," tanya korban yang memakai kaos hijau.

"Enggak kenal, enggak kenal, anj***, jangan tengil lu kalau di WA," ucap pelaku sambil menginjak korban.

"Sumpah, gua enggak kenal lu," jawab korban.

"Enggak kenal lu, ngen*** lu," balas pelaku.

Sementara itu, Kapolsek Jagakarsa Kompol Multazam Lisendra mengatakan pihaknya akan menyelidiki aksi penganiayaan tersebut.

"Tentunya kami akan melakukan penyelidikan segala informasi yang telah kami terima ke Polsek, mudah-mudahan bisa segera terungkap," kata Kompol Multazam Lisendra, Minggu (20/8/2023).

"Penyelidikan dimulai, dimana lokasi tersebut kapan waktu kejadiannya, dari hal tersebut kami panggil saksi-saksi dan siapa yang terkait di dalamnya. Mohon bersabar, kami berupaya secepat mungkin sesuai dengan SOP," lanjutnya.

Kompol Multazam Lisendra mengimbau kepada korban serta keluarganya untuk melaporkan kejadian tersebut.

"Laporan polisi dari keluarga maupun keluarga korban belum kami terima, mudah-mudahan keluarga maupun korban bisa segera melapor, sehingga informasi bisa cepat kami terima," tutur Kompol Multazam Lisendra.

"Namun, penyelidikan ini sudah kita mulai. Segala bentuk kekerasan tidak akan kami tolelir di wilayah hukum Jagakarsa," sambung Kompol Multazam Lisendra.

Keluarga Korban Lapor Polisi

Ketua RW 03 Kelurahan Lenteng Agung, Haswari Anwar menyebut persoalan ini mulanya sudah selesai lantaran pihak keluarga korban memaafkan.

Mulanya, Haswari menyebut kejadian itu terekam CCTV hingga akhirnya dilaporkan oleh yang punya CCTV tak lama setelah insiden.

"Kejadian itu terekam CCTV sama yang punyanya langsung dilaporkan ke Ketua RT setempat, RT 04," katanya, Minggu (20/8/2023).

Ketua RT 04, Mumu pun mencari terduga pelaku.

Baca juga: BREAKING NEWS: Terdakwa Shane Lukas Dituntut 5 Tahun Penjara dalam Perkara Penganiayaan David Ozora

Ternyata pelaku belum terlalu jauh dari lokasi penganiayaan.

"Dipeganglah dia, artinya diamankan sama Pak RT," ujar Haswin.

Setelah pelaku diamankan, Mumu berinisiatif memanggil pihak korban dengan tujuan menyelesaikan masalan ini dengan damai melalui mediasi.

Mediasi pun terjadi malam hari setelah peristiwa penganiayaan.

Baik pihak korban maupun terduga pelaku sama-sama berbesar hati.

"Alhamdulilah menurut keterangan Pak RT, malam itu juga sudah diadakan kesepakatan perdamaian, tertutama dari pihak yang dirugikan,"

Orangtua D sudah memaafkan ya, sudah saling memaafkan," sambung Haswari.

Namun tiba-tiba pihak keluarga korban berubah pikiran.

Sehari setelah mediasi, pihak keluarga korban minta mediasi ulang.

Ternyata keluarga korban tak terima penganiayaan yang dilakukan F setelah melihat rekaman CCTV.

Pasalnya saat mediasi pertama, keluarga korban belum sempat melihat rekaman CCTV yang kemudian viral di media sosial itu.

"Mereka (keluarga korban) awalnya mengira sang anak hanya dipukul biasa saja. Tapi pas lihat rekaman CCTV, keluarga berubah bikiran,"

"Kata ibu korban anaknya diinjak, dicekik terduga pelaku, makanya mereka nggak terima.

Alhasil kini keluarga D memilih melaporkan tindakan penganiayaan F ke pihak berwajib.

"Jadi hasil mediasi atau musyawarah hari ini deadlock. Pihak korban atau pihak yang merasa dirugikan ingin meneruskan masalah ini ke ranah hukum," sambungnya.

Setelah memutuskan untuk membawa kasus ke jalur hukum, pihak korban dan terduga pelaku langsung bergegas menuju Polres Metro Jakarta Selatan.

Kedua belah pihak langsung didampingi oleh Unit Perlindungan Perempuan dan anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan yang kebetulan mengikuti mediasi. (Tribunnews.com/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas