Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Swargaloka Art Lestarikan Budaya Lewat Festival 'Kstaria Tari Indonesia'

Gedung pertunjukan berkapasitas 1200 tempat duduk itu penuh sesak. Bergemuruh oleh suara musik ditingkah histeria para penonton

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Swargaloka Art Lestarikan Budaya Lewat Festival 'Kstaria Tari Indonesia'
Dok. pribadi
Drs. Suryandoro Executive Producer dan Founder Yayasan Swargaloka 

Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI) merupakan ajang kompetisi tari kreasi kelompok berbasis tradisi. Mengedepankan karya populis, unik, kreatif, atraktif, dan spektakuler. Sekaligus mempresentasikan nilai-nilai lokalitas (local wisdom) lewat gagasan yang diimplementasikan pada motif gerak, aksesoris, kostum, instrumen musik, dan elemen seni lainnya.

“Tahun 2022 lalu acara ini diselenggarakan di Surabaya untuk wilayah Jawa dan Bali dengan peserta 36 komunitas. Kami bersyukur pada tahun 2023 ini dapat diselenggarakan secara nasional dan diikuti oleh 113 grup peserta dari 25 provinsi,” ujar Pandu Pradana, Pamong Budaya Muda, Direktorat Perfilman Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek RI, mewakili Ahmad Mahendra yang berhalangan hadir.

Drs. Suryandoro, selaku Executive Producer Festival Ksatria Tari Indonesia (KTI) menjelaskan, KTI merupakan ajang kompetisi tari kreasi kelompok berbasis tradisi yang diinisiasi oleh Ksatria Swargaloka Art. Sebuah kelompok tari yang menjuarai ajang Indonesia Mencari Bakat (IMB) Trans TV tahun 2021.

“Pemenang Festival Ksatria Tari Indonesia (KTI) tahun ini disebut sebagai Ksatria Tari Indonesia 2023. Tahun ini dimenangkan grup tari EOU, asal Pontianak Kalimantan Barat. Sebelumnya Ksatria Tari Indonesia 2022 adalah Silak Dance grup tari dari Yogyakarta,” terang Suryandoro.

Festival Ksatria Tari Indonesia (KTI), kata Suryandoro, mencari pemenang bukan hanya terampil menari dan mampu membuat karya, namun penilaian kami juga menyangkut attitude; mental, moral. Seniman muda berbakat yang juga siap membangun kebersamaan dan bisa saling menghargai.

“Kelompok tari yang tampil di KTI diharapkan memiliki visi misi yang kuat dan berpotensi untuk berkembang. Karyanya berdampak pada kesejahteraan anggota, dan menginspirasi anak-anak muda untuk maju,” tegas Founder Yayasan Swargaloka ini.

Indonesia, lanjut Suryandoro, mutlak memerlukan pendekatan dan kemampuan baru guna membangun sistem dan produksi inovatif berkelanjutan. Salah satunya, kata dia lagi, memberdayakan generasi muda lewat seni berbasis industri kreatif.

BERITA REKOMENDASI

“Kreativitas bisa menjadi kekuatan guna menyambut bonus demografi. Dengan kreativitas masyarakat bisa melakukan berbagai upaya. Baik terkait dengan ketahanan budaya maupun penciptaan hal-hal baru yang relevan dengan kebutuhan kekinian,” ujarnya.

Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibanding usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Hal ini tentu merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia untuk menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045.

Festival Ksatria 2.0 – Kstaria Tari Indonesia (KTI) merupakan kontinuitas dari ajang pencarian bakat di Trans TV yang dikemas dalam program Indonesia Mencari Bakat (IMB). Program ini melibatkan Dewan Juri artis papan atas : Deddy Corbuzier, Ivan Gunawan, Cinta Laura, dan Raditya Dika.

“Kami Tim Ksatria mengajak seniman muda sama-sama bergerak berkarya. Mencari strategi jitu agar gen Z dan generasi seterusnya dapat terhubung dengan kekuatan tradisi lokal Indonesia lewat karya tari,” ujar Bathara Saverigadi Dewandoro, mewakili rekan-rekan Tim Kstaria lainnya.

Waktunya seni tari berbasis kekuatan lokal, ujar Bathara, bisa menjadi primadona di berbagai event anak muda. KTI juga berusaha mengenalkan potensi seniman muda yang siap diolah di ranah tari Indonesia ke arah profesional.


Panitia Penyelenggara Festival Ksatria Tari Indonesia (KTI) juga mengundang penonton dari berbagai kalangan. Baik produser tari, komunitas tari, musik, maupun penggiat teater untuk menyaksikan penampilan para seniman muda, khususnya seni tari di KTI ini.

“Mereka siap bertumbuh dan menjadi jagoan tari Indonesia. Ajang KTI dengan kebebasan tema ini diharapkan bisa memunculkan ide-ide segar dan karya yang out of the box. Mereka tampil meyakinkan dan lebih percaya diri, seperti jargon KTI; ‘Jagoan Harus Percaya Diri,” ujar Koreografer dan Creative Director ini.

Selain Pamong Budaya Muda, Direktorat Perfilman Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek RI, Pandu Pradana, tampak ikut menyaksikan acara KTI ini seniman Betawi yang juga aktor sinetron Kubil “Bang Madit”.

Hadir juga sejumlah seniman, budayawan, pimpinan sanggar seni, penggiat seni pertunjukan, pejabat pemerintah dan wartawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas