Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menelusuri Keindahan Jakarta Lewat Goresan Cat Akrilik Remaja Berkebutuhan Khusus Daffa Airotama

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, perjalanan artistik Daffa mencapai puncaknya dalam sebuah pameran yang memukau berjudul "Jakarta: Dalam Pel

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Menelusuri Keindahan Jakarta Lewat Goresan Cat Akrilik Remaja Berkebutuhan Khusus Daffa Airotama
Istimewa
Pelukis muda berbakat Daffa Airotama Kumara (kiri) bersama mentornya, Kak Toto dari Credo Art Space saat menggelar pameran tunggal yang menampilkan warna-warni Jakarta di Studio Outsider Art Jakarta di Mitra Hadiprana Boutique and Mall, Jl. Kemang Raya No.30 Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2024). 

"Mereka melukis dengan sangat merdeka," ujarnya.

Untuk pameran tunggal kali ini karya-karya Daffa dikurasi oleh Toto bersama orangtua Daffa dan juga pihak ketiga. "Kita fleksibel," ujar Toto.

Baca juga: Hapus Stigma Negatif Warga Berkebutuhan Khusus Lewat Batik

Lahir pada 19 November 1998, Daffa Airotama Kumara mendapat bimbingan melukis dari Kak Toto di Credo Art Space, Jatibening, Bekasi.

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, perjalanan artistik Daffa mencapai puncaknya dalam sebuah pameran yang memukau berjudul "Jakarta: Dalam Pelukan Malam" di pameran tunggal ini.

"Saya menemukan Daffa saat dia sudah lama belajar melukis. Saya hanya mempertajam saja dan mengasahnya saja termasuk untuk membantu pola-pola marketing dan branding," ungkap Kak Toto.

"Keahlian yang dia punya saya coba pertajam, kemudian kami berdiskusi dengan Cradle apa saja yang kita bisa kerjakan. Saya melihat, aktivitas melukis bagi Daffa adalah aktivitas yang membahagiakan," lanjutnya.

Dia melukis semuanya tanpa tekanan. Karya-karya anak berkebutuhan khusus seperti Daffa ini, bagi seniman profesional, ada hal hal yang mereka cari karena melukis dengan jujur dan merdeka," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

Iwan, orangtua Daffa mengatakan, Daffa didiagnosis menderita autis sejak usia 2 tahun.

"Sejak itu kita sebagai orangtua melakukan beberapa terapi, diantaranya melukis. Dia kemudian mulai senang menggambar di usia 4 tahun. Kita beri kertas HVS, dia mulai berlatih melukis," beber Iwan.

Saat usianya memasuki 9 tahun, Iwan kemudian membawa Daffa bergabung ke sanggar seni untuk bisa membimbing dan mempertajam bakatnya melukis. 

"Di tahun 2011 saat usia dia 11 tahun, kita menemukan sanggar Credo Art Space untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang sekarang dipegang oleh Kak Toto. Sejak di Credo dia mulai belajar melukis pakai kanvas," beber Iwan.

Sebelumnya Daffa dibimbing oleh almarhum Pak Ali selama 8 tahun.

"Pameran tunggal ini adalah impian mamanya dan cita-cita mamanya. Insyaallah saya yakin mamanya pasti bangga dan angat senang dengan bisa diselenggarakannya pameran tunggal ini," kata Iwan seraya menuturkan bahwa ibu kandung Daffa baru saja meninggal sekitar 40 hari lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas