6 Hari Operasi Keselamatan Jaya 2024, Polda Metro Jaya Tilang 7 Ribu Pengendara
Ade Ary menjelaskan, pelanggaran yang paling banyak dilakukan pengendara adalah tidak menggunakan sabuk pengaman yaitu sebanyak 4.223.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam pelaksanaan Operasi Keselamatan Jaya 2024 pada 4-9 Maret 2024, setidaknya ribuan pengendara ditilang.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, penindakan itu dilakukan menggunakan kamera ETLE.
"Ada 7.791 pelanggar yang telah ditindak dengan menggunakan sistem penindakan melalui ETLE statis dan mobile," kata Ade Ary dalam keterangannya, Minggu (10/3/2024).
Ade Ary menjelaskan, pelanggaran yang paling banyak dilakukan pengendara adalah tidak menggunakan sabuk pengaman yaitu sebanyak 4.223.
Jajalan Polda Metro Jaya juga menindak 1.956 pengendara yang melawan arus.
"Tidak menggunakan helm ada 1.050 pelanggar dan pelanggaran lainnya seperti marka jalan 431 pelanggar, menggunakan handphone saat berkendara 62 pelanggar, serta melebihi batas kecepatan sebanyak 69 pelanggar," ungkap Ade Ary.
Pada Operasi Keselamatan Jaya 2024 ini, petugas di lapangan juga memberikan teguran simpatik kepada 11.153 pelanggar.
"Operasi Keselamatan Jaya 2024 bukan hanya milik Polri ataupun tanggung jawab semata ada di Polri, namun ini bagian daripada tanggung jawab bersama demi keselamatan masyarakat," ucap mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.
Adapun Operasi Keselamatan Jaya 2024 digelar selama 14 hari dan masih akan berlangsung hingg 17 Maret 2024.
Wakapolda Metro Jaya Suyudi Ario Seto menuturkan, ribuan personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, dan Pemprov DKI dilibatkan dalam operasi ini.
"Dengan melibatkan sebanyak 2.939 personel, yang terdiri dari 2.659 personel Polri, 80 personel TNI, 30 personel Dishub, dan 30 personel Satpol PP," ujar Suyudi, Sabtu (2/3/2024).
Ia menjelaskan, Operasi Keselamatan Jaya bertujuan mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan.
Menurut Wakapolda, angka kecelakaan di wilayah hukum Polda Metro Jaya meningkat 11 persen pada tahun 2023 atau sebanyak 11.629 kasus.
"Dalam rangka evaluasi untuk mengurangi angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas, kunci utama yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran berlalu lintas yang baik di masyarakat," ucap Suyudi.
Selain itu, operasi itu juga untuk menciptakan kondisi tertib berlalu lintas jelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.
"Sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan disiplin dalam berlalu lintas, serta angka kecelakaan pada bulan Ramadhan dapat berkurang," kata Wakapolda.