Taruna STIP Jakarta Dianiaya hingga Tewas Diduga Karena Cemburu, Ini Penjelasan Keluarga Korban
Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta diduga menganiaya juniornya karena faktor cemburu
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mahasiswa atau taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Tegar Rafi Sanjaya (21) diduga menganiaya juniornya Putu Satria Ananta Rustika (19) hingga tewas karena faktor cemburu.
Sebab, Putu Satria berprestasi. Ia lolos seleksi menjadi mayoret dan akan dikirim ke Cina.
Dugaan tersebut disampaikan paman korban I Nyoman Budiarta setelah mendapat informasi dari seorang pembina taruna STIP Jakarta.
Baca juga: Sangat Terpukul, Ibunda Taruna STIP Jakarta yang Tewas Dianiaya Senior Bersandar di Peti Jenazah
Budiarta mengatakan mendapat informasi dari pembina tersebut Putu Satria tidak salah memakai baju olahraga.
"Kemarin pembinanya yang ngomong, memang keponakan saya ini terpilih jadi mayoret satu. Pembinanya bilang mungkin ada kecemburuan sosial, dalam hal kasus ini," kata paman Putu Satria, I Nyoman Budiarta di program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (6/5/2024).
Nyoman mengatakan, sang pembina, yang disebutkan merupakan anggota TNI Angkatan Laut (AL), mengatakan, saat peristiwa penganiayaan maut terjadi, Putu Satria dan teman-teman sedang olahraga santai.
"Pembinanya suruh naik ke atas, karena dia sebagai ketua, untuk membubarkan teman-temannya," kata Nyoman.
Selama ini, Nyoman mengatakan, Putu Satria tidak pernah mengeluhkan adanya kekerasan selama bersekolah di STIP.
"Tidak pernah cerita. DIa bilang baik-baik saja, karena sekolahnya benar-benar tidak ada kekerasan," kata Nyoman.
Pertolongan yang keliru
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan penyebab utama kematian Putu, yakni karena penyelamatan yang dilakukan tidak sesuai prosedur oleh tersangka, Tegar Rafi Sanjaya (21), mahasiswa tingkat 2 STIP Jakarta.
"Ternyata yang menyebabkan matinya atau hilangnya nyawa korban adalah paling utama adalah ketika dilaksanakan upaya-upaya yang menurut tersangka ini adalah penyelamatan," kata Gidion, kepada wartawan di kantor Polres Metro Jakarta Utara, pada Sabtu (4/5/2024).
Gidion menjelaskan, korban mengalami pingsan setelah dihujam lima kali pukulan di bagian ulu hati.
Baca juga: Sosok Putu Satria, Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Baru Masuk September 2023
Mengetahui hal tersebut, tersangka dan keempat rekan satu tingkatnya panik dan membawa korban ke ruang kelas, yang berada di samping toilet tempat kejadian perkara (TKP).
Ia mengatakan, tersangka melakukan penyelamatan dengan di bagian mulut, sehingga mengakibatkan organ vital korban tidak mendapatkan asupan oksigen.