Siswi SLB di Kalideres Hamil 5 Bulan, Tanggapan Pihak Sekolah dan Penanganan akan Libatkan KPAI
Korban yang memiliki keterbelakangan dalam pendengaran, bicara dan intelektualnya diduga menjadi korban pelecehan yang dilakukan teman kelas
Editor: Eko Sutriyanto
Lama-lama ke sininya, kok anak saya semakin memburuk kondisinya," kata R.
"Setelah kondisi tersebut, saya tanggal 6 Mei kemarin ke klinik terdekat, lantas itu saya meminta rujukan ke rumah sakit ke poli kandungan," imbuhnya.
Di poli tersebut, R harap-harap cemas kala dokter menyarankan untuk melakukan prosedur USG.
Seusai melakukan prosedur itu, seketika itu juga dunia R seakan runtuh pasalnya oleh dokter AS dinyatakan telah hamil lima bulan.
Tanggapan Pihak Sekolah
Pihak Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kalideres buka suara terkait kasus hamilnya seorang siswi berinisial AS (15) yang diduga mengalami pelecehan seksual oleh teman sekelasnya.
Menurut Wahyu Rinaningsih selaku Humas SLB tersebut, pihak sekolah telah menempuh upaya-upaya internal hingga mengadakan pertemuan dengan pihak korban maupun terduga pelaku.
Mereka juga mengaku sudah mengupayakan penyelesaian secara internal dan menganalisis berbagai kemungkinan yang ada dengan mengedepankan asas praduga tidak bersalah.
Dimulai dari karakteristik korban, Wahyu mengatakan jika AS merupakan siswi yang sulit berkomunikasi karena memiliki keterbelakangan dalam hal pendengaran dan untuk berkomunikasi dengan dia, biasanya para guru maupun orang-orang di sekitarnya mengandalkan bahasa tubuh.
"Jadi kadang kala mungkin komunikasi yang disampaikan guru ke anak kurang sedikit nyambung," kata Wahyu saat ditemui di lokasi sekolahnya, Senin (20/5/2024).
Akan tetapi, ciri khas yang nampak dari korban AS adalah kepribadiannya yang reaktif ketika mendapat distraksi dari pihak luar.
Baca juga: Gadis di Bawah Umur Jadi Korban Pelecehan di Kuningan, Pelaku Ternyata Menyimpan Dendam
"Jadi ketika mendapat perlakuan kurang baik dari temannya, baik hanya dicolek atau kesenggol dia sangat reaktif," ungkap Wahyu.
"Dia akan menunjuk-nunjuk orangnya, lalu dia akan lapor kepada gurunya atau diapain guru dan orang dewasa yang ada di sekolah ini yang dia temui, lalu dia langsung uuu uuu (bereaksi)," imbuh dia.
Setelah adanya laporan dari orang tua korban terkait dugaan kasus pelecehan, pihak sekolah lantas melakukan investigasi dengan merunut kegiatan AS selama di sekolah.
Menurut Wahyu, sejak November 2023 hingga Januari 2024 (hitungan mundur 5 bulan), tidak ditemukan adanya protes atau bahasa tubuh korban yang menampilkan ketidaknyamanan akan sesuatu.