Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hindari Persepsi Negatif, Adrianus Meliala Minta Polisi Transparan Ungkap Kasus 7 Mayat di Bekasi

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menyebut kasus tewasnya tujuh remaja di Kali Bekasi harus diungkap ke publik.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Hindari Persepsi Negatif, Adrianus Meliala Minta Polisi Transparan Ungkap Kasus 7 Mayat di Bekasi
TribunJakarta/Yusuf
Sejumlah Komisi III DPR RI Kunjungi TKP penemuan 7 mayat di Kali Bekasi, Selasa (24/9/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menyebut kasus tewasnya tujuh remaja di Kali Bekasi harus diungkap ke publik secara transparan.

Menurutnya keterangan polisi yang terang benderang menjadi penting, terkait presepsi publik yang cenderung negatif.

"Ini sudah masuk lidik dan sidik Polri, tentu konteks transparannya tidak berarti kemudian amat terbuka, hingga wartawan harus masuk. Minimal ini kan kasus besar luar, biasa apa harus ditunggu semua final dulu baru diadakan satu rilis?" kata Adrianus dikutip Tribun dari program Kompas Petang Kompas TV, Selasa (24/9/2024).

Menurutnya jika bukti yang didapat belum lengkap, Adrianus menilai pihak kepolisian bisa 'mencicil' informasi peristiwa untuk publik.

Terlebih lagi, banyak kesimpangsiuran tentang apa yang terjadi sehingga tujuh remaja itu diduga menceburkan diri ke sungai dan tewas.

Dirinya meminta saksi kunci yang ditemukan masih hidup hingga petugas patroli yang saat itu membubarkan massa untuk bicara ke publik.

"Bukankan mereka bisa memberikan keterangan kepada wartawan, agar publik tahu apa yg terjadi. Jangan ditunggu semua sampai akhir," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Adrianus menilai keterbukaan atas kasus ini dapat berpengaruh ke citra Polri. Menurutnya, persepsi publik terhadap Polri belakangan ini cenderung negatif.

"Karena apa? Karena ini juga soal dengan persepsi publik ya, yang menurut saya semakin negatif," katanya.

Sejauh ini, Polri belum memberikan keterangan mengenai detail penggerebekan sekitar 60 remaja yang diduga hendak tawuran. Polisi sebatas menyampaikan 22 remaja ditangkap pada malam itu.

Tim patroli menyita 21 senjata tajam dan mendapati para remaja itu sedang minum minuman beralkohol.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam sebelumnya menyampaikan bahwa sembilan anggota tim patroli Polres Bekasi Kota diperiksa Propam Polda Metro Jaya sehubungan tujuh mayat di Kali Bekasi.

Kombes Ade mengaku pihaknya sedang mendalami penerapan prosedur operasional standar atau SOP saat pembubaran tawuran. 

"Jadi kan, mereka yang melakukan kegiatan cek TKP (tempat kejadian perkara), mereka melakukan patroli siber. Kemudian melihat ada yang lagi 'live' melakukan ajakan tawuran, kemudian mereka melakukan cek TKP,” kata Ade dikutip Antara.

"Nanti tentunya membutuhkan keterangan saksi dari yang ada di TKP. Siapa yang di TKP kan tidak hanya personel kepolisian."

Diceburkan atau menceburkan diri?

Sejumlah Komisi III DPR RI melakukan kunjungan ke tempat kejadian perkara atau lokasi penemuan tujuh mayat di Kali Bekasi, belakang Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Selasa (24/9/2024). 

Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Al-Habsyi bertanya apakah mayat di Kali Bekasi diceburkan atau menceburkan diri. 

Sebab berdasarkan informasi, sebelum kejadian mereka terpergok Tim Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota.

"Pertanyaannya adalah apakah benar mereka menceburkan diri atau diceburkan oleh oknum yang berpatroli. Apakah sudah ada penyidikan soal ini, jangan sampai kita menyalahkan institusi seenaknya," kata Aboe.

Rombongan Komisi III DPR RI mendatangi lokasi ditemukannya 7 mayat di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Selasa (24/9/2024).
Rombongan Komisi III DPR RI mendatangi lokasi ditemukannya 7 mayat di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Selasa (24/9/2024). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Selain mempertanyakan soal itu, ia juga mempertanyakan penyebab dari meninggalnya para korban.

 Apakah diakibatkan meminum minuman keras, keracunan atau tenggelam.

Pertanyaan soal sebab meningalnya 7 mayat di Kali Bekasi menjadi penting. Sebab ada informasi bahwa para korban tidak mengalami luka-luka dalam tubuhnya.

"Kita mendapat informasi bahwa tidak ditemukan luka-luka pada tubuh korban, lantas apa penyebab kematian mereka. Apakah mabuk, apa keracunan atau karena tenggelam, ini penting," kata dia.

Menurutnya, pertanya-pertanyaan tersebut mesti dijawab dengan terang. Sebab kasus penemuan 7 mayat menjadi atensi nasional mengingat berkaitan dengan nyawa manusia.

"Ini menjadi atensi publik nasional karena tujuh, bukan dikit ini. Kita minta penjelasan seakurat mungkin," kata dia.

Lalu apa jawaban pihak Kepolisian. Dalam hal ini Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Dani Hamdani yang mendampingi Komisi III DPR RI.

Kombes Pol Dani Hamdani menjawab, masih menunggu hasil dari RS Polri untuk penyebab kematian korban. Sedangkan soal menceburkan diri atau diceburkan, ia tak menjawab secara spesifik hanya merujuk keterangan saksi. 

"Kalau soal sebab kematiannya itu nanti kita menunggu dari RS Polri. Sementara kejadian terjadi Sabtu pagi berdasarkan keterangan saksi yang selamat atas nama Aditya," kata Dani.  

Diberitakan sebelumnya, rombongan anggota Komisi III yang hadir antara lain, Wakil Ketua Komisi III Habiburokhman serta anggotanya Aboe Bakar Al Habsyi, I Wayan Sudirta, Nazaruddin Dek Gam, dan Arteria Dahlan. 

 Kunjungan didampingi jajaran Polres Metro Bekasi Kota, serta aparat Pemerintah Kota Bekasi

Di lokasi, Komisi III DPR RI berbincang dengan Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Dani Hamdani untuk mengetahui kronologis kejadian penemuan mayat. 

Selain itu, Komisi III DPR RI juga sempat bertemu dengan warga setempat yang tim pemantau tinggi muka air Kali Bekasi

Tim tersebut merupakan saksi pertama yang mendapat laporan adanya temuan tujuh mayat di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024). 

Selain mengunjungi TKP penemuan mayat, rombongan Komisi III DPR juga mendatangi warung yang menjadi lokasi berkumpul remaja di depan pabrik semen, Rawalumbu.

Remaja korban tenggelam Kali Bekasi diduga hendak tawuran, mereka berkumpul di sebuah warung dengan kelompoknya yang diperkirakan berjumlah 60 orang. 

Sebelum melancarkan aksi tawuran, kelompok remaja dibubarkan Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota pada Sabtu (21/9/2024) dini hari. 

Sebanyak 22 orang ditangkap, sisanya berhasil kabur dan tujuh orang berusaha lari dengan cara menceburkan diri ke Kali Bekasi

"Kita tadi sudah di lokasi ditemukannya jenazah, dan ini kita ada di lokasi yang disebut tempat kejadian ditemukannya sebuah kelompok pemuda yang diduga akan tawuran," kata Habiburokhman. 

Komisi III meminta proses penyelidikan kasus ini dilakukan secata tuntas dan transparan, sehingga dapat diketahui penyebab hilangnya nyawa tujuh orang dan kaitannya dengan tawuran. 

Baca juga: Tangis Keluarga Pecah Saat Jenazah Ahmad Davi, Korban Tewas Mengambang Kali Bekasi Dibawa Pulang

"Kita hormati proses investigasi yang dilakukan oleh Polres Metro Kota Bekasi. Kita dukung teman-teman, kerja maksimal ya. Supaya kasus ini bisa terungkap," tegasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas