Kerja 8 Bulan, Masih Karyawan Kontrak, Rahmat Ayah 3 Anak Tewas Kebakaran di Perusahaan Pakan Ternak
Banting tulang demi keluarga, Rahmat pernah ngamen dan jadi buruh kasar di pasar kini ayah 3 anak itu tewas dalam kebakaran di perusahaan pakan ternak
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Rahmat, pekerja operator forklift menjadi satu di antara korban tewas kebakaran PT Jati Perkasa Nusantara di Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, ternyata baru 8 bulan bekerja di pabrik itu.
Statusnya di perusahaan itu masih sebagai karyawan kontrak. Di mana, kontrak kerjanya akan habis pada Februari 2025, mendatang.
Sebelum bekerja sebagai operator forklift di perusahaan pakan ternak itu, Rahmat sempat bekerja di sejumlah perusahaan dan sempat menjadi buruh kasar hingga mengamen untuk keluarga.
Sang istri, Sinawati menceritakan bahwa suaminya sempat bekerja di perusahaan listrik, sebelum akhirnya kena imbas pengurangan karyawan pada saat pandemi Covid-19 tahun 2020.
Saat itu Sinawati menceritakan jika ekonomi keluarganya terbilang cukup. Namun, pasca sang suami tak lagi bekerja, hal itu berubah.
Rahmat harus banting tulang demi keluarga dan rela menjadi pekerja kasar dengan upah Rp100 per hari. Pekerjaan itu ditekuni Rahmat selama 3 bulan dengan rute perjalanan kerja Bekasi-Karawang PP.
Selepas itu, kata sang istri, Rahmat beralih pekerjaan dengan menjadi buruh kasar. Bahkan, ada suatu momen ketika Rahmat harus menjadi pengamen demi memenuhi kebutuhan istri dan ketiga anaknya.
”Suami saya ini orangnya pekerja keras demi keluarga. Apa saja dia lakuin demi keluarga. Bahkan sempat sampai ngamen selama 1 minggu karena belum mendapat pekerjaan. Pesan suami saya saat itu, ‘hidup enggak perlu malu, kan mencari yang halal’,” cerita dia.
Baca juga: Gelagat Tak Biasa Jatmiko Korban Kebakaran di Bekasi Diungkap Ayah: Tidak Mancing, Banyak Tidur
Setelah itu, pada Februari 2024 lalu, Rahmat mendapat pekerjaan di PT Jati Perkasa Nusantara sebagai operator forklift. Pada saat itu, sang istri mengaku banyak bersyukur atas pekerjaan suaminya. Bahkan, Sinawati menceritakan jika Rahmat sempat mengutarakan keinginannya membeli rumah untuk keluarga saat mulai kembali bekerja.
“Masih banyak PR yang belum ayah kerjain buat keluarga,” terang Sinawati.
Sebelumnya, Karumkit RS Polri Kramat jati Brigjen Pol Prima Heru Yuli Hartono menuturkan pihaknya sudah menerima 12 kantong jenazah insiden kebakaran pabrik di Pondok Ungu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/11).
“Rumah Sakit Bhayangkara Polri telah menerima 12 kantong jenazah dari pukul 12.00 dan rumah sakit sudah membentuk tim untuk melakukan pemeriksaan jenazah dan upaya identifikasi yang melibatkan tim kedokteran forensik, DNA forensik, psikologi forensik dan tim ante mortem,” ucapnya kepada wartawan.
Brigjen Prima menuturkan proses pemeriksaan jenazah akan melibatkan tim dari RSCM maupun FK UI. Dia memastikan pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan secara teliti. Adapun jenazah yang diterima dalam bentuk body part (potongan bagian tubuh).
“Iya body part tidak utuh,” lanjut Karumkit.(tribun network/yud/dod)