Jangan Sampai Bebas, Warga dan Pedagang Minta Otak Pungli di Pasar Merdeka Bogor Harus Dihukum Berat
preman bernama Jupri (28) otak aksi pungutan liar di kawasan Pasar Tumpah Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor diminta dihukum berat.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok preman bernama Jupri (28) otak aksi pungutan liar di kawasan Pasar Tumpah Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor diminta dihukum berat.
Harapan ini disampaikan sejumlah pedagang pasar yang mengeluh dengan aksi Jupri.
Pedagang resah dengan modus jualan air minum yang sudah terjadi sejak lama.
"Selama ini yang mau jualan harus bayar ke mereka (Jupri Cs), kalau tidak mau bayar tidak boleh jualan di sini," ujar seorang pedagang yang enggak disebut namanya kepada wartawan, Kamis (11/11/2024).
"Kita harus beli minuman dari mereka, untuk botol air mineral harus bayar Rp 150 ribu, kalau selama ada Jupri kami kita terpaksa naikin harga jual di tingkat pedagang karena untuk nutupin nominal yang diminta," tambahnya.
Polres Kota Bogor sendiri telah menangkap Jupri beberapa waktu lalu.
Dalam sangkaannya, penyidik mengenakan pasal kepemilikan narkotika hingga senjata tajam.
Faisal salah seorang warga Ciwaringin menuturkan kalau Jupri selama ini tidak segan-segan melakukan penganiayaan terhadap pedagang atau warga yang berani protes.
Bahkan kalau meminta pungutan uang ke pedagang bersama kelompoknya, Jupri selalu bawa senjata api dan tajam.
"Lapak pedagang bisa diobrak abrik sama dia dan kelompoknya, kalau ada yang berani lawan pasti habis sama dia," kata Faisal.
Faisal mengatakan dahulu Jupri pernah konflik dengan seorang pedagang pasar.
Bukan pelaku yang ditangkap, tapi pedagang yang melawan itu malah masuk penjara.
"Kalau masih ingat tahun 2022, keluarga pedagang itu mengadu ke Presiden Joko Widodo, itu yang kasusnya Ujang Sarjana," kata Faisal.
Faisal meminta apparat penegak hukum untuk tindak tegas Jupri.
"Orang kayak dia harus dihukum berat, jangan tanggung-tanggung karena perbuatannya sangat meresahkan warga," kata Faisal.
Senada dengan Faisal, Ridwan menuturkan kalau saat itu Jupri sedang memungut uang keamanan.
Karena tidak terima, Ujang Sarjana protes hingga sempat terjadi perkelahian.
"Semenjak kasus itu, Jupri jadi semakin ditakuti oleh pedagang dan warga karena dianggap punya beking kuat," paparnya
Ridwan mengatakan modus yang digunakan Jupri dengan jualan air botol mineral.
Setiap pedagang dipaksa untuk beli air botol mineral dari kelompok Jupri.
"Setiap pedagang beda-beda harganya, ada yang Rp 150 Ribu sampai Rp 300 ribu untuk lapak pedagang yang ramai. Kalau ada menolak nanti lapaknya diacak-acak lalu diganti pedagang baru," kata Ridwan
Rahmat meminta Kapolri, Jaksa Agung dan Presiden Prabowo Subianto memperhatikan kasus ini.
Menurutnya perbuatan Jupri sangat meresahkan warga hingga pedagang.
"Saya minta pak Prabowo sebagai presiden mendengar apa yang jadi keluh kesah kami sebagai warga. Jangan sampai ada orang seperti Jupri yang menari-nari di atas penderitaan kami," kata Rahmat.
Rahmat mengatakan keributan beberapa waktu lalu yang terjadi karena warga sudah kesal.
Dia mengatakan ulah Jupri sudah kelewatan batas.
"Karena selama ini sudah banyak laporan ke polisi, dia ini selalu licin dari proses hukum, kalaupun ditangkap gak pernah dihukum lama," kata Rahmat.
Rahmat meminta aparat penegak hukum untuk tegas terhadap Jupri. Ia berharap Jupri dan kelompoknya mendapat hukuman berat.
"Jangan sampai dia bebas lagi, kalau bebas aksi premanisme kembali lagi, karena warga juga resah dia selalu gunakan bangunan yang disegel itu untuk transaksi narkoba, kemarin dia ke tangkap pas dilakukan tes urine positif. Dengan tidak adanya dia, sekarang sudah kondusif. Sebagian pedagang juga mau direlokasi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, saat melakukan pungli Jupri kerap membawa senjata tajam.
“Para korban atau masyarakat yang memberikan informasi pada kita pelaku menggunakan senjata tajam (sajam) untuk mengancam pedagangnya,” kata Bismo di Mako Polresta, Senin (7/10/2024).
Selain menggunakan senjata tajam, Jupri kerap menggunakan senjata api.
Kedua barang itu pun kini sudah menjadi barang bukti.
“Kami dapatkan dari kediamannya. Untuk senjata nya sudah dibuang. Kita amankan selongsong pelurunya. Ini soft gun,” jelasnya.
Jupri diketahui pernah masuk ke penjara tepatnya di Lapas Paledang.
Ia ditahan atas kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu.
Baca juga: Ibu Muda di Bogor Mengaku Jadi Korban Malapraktik: Kulitnya Terbakar Usai Melahirkan
“Dia residivis. Kita tangkap itu tahun 2023 lalu. Selama 8 bulan dia (Jupri) ditahan di Lapas Paledang,” tegas Bismo.
Diketahui sebelumnya, Sosok preman bernama Jupri yang terlibat pungutan liar (pungli) di Pasar Tumpah Merdeka Kota Bogor terungkap.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, Jupri ini adalah otak dari tindakan pungli di pasar tersebut.
“Peran J ini aktor sentral dari pelaku premanisme yang ada di pasar Merdeka. Ya bisa disebut dedengkotnya,” kata Bismo di Mako Polresta Bogor Kota, Senin (7/10/2024).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Jadi Otak Pungli di Pasar Tumpah Merdeka, Cara Jupri Takuti PKL Ngeri, Pakai Sajam dan Senjata Api