Komplotan Kejahatan Kawin Kontrak dengan WN China di Jakarta Terbongkar, Palsukan Identitas Korban
Para tersangka mengecoh korbannya dengan membuat surat perjanjian menggunakan bahasa asing sehingga korban tidak mengerti.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya mengungkapkan peran sembilan tersangka kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berkedok kawin kontrak atau mail-order bride.
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra menuturkan, dari sembilan tersangka terdiri lima wanita masing-masing berinisial MW alias M (28), LA (31), Y alias I (44), RW (34), dan H alias CE (36).
Kemudian tersangka 4 laki-laki masing-masing berinisial BHS alias B (34), NH (60), AS (31), dan N alias A (56).
“Tersangka MW alias M (28) berperan sebagai WNI yang menetap di China,” ucap Wira saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2024).
Selanjutnya tersangka BHS alias B (34) dan pria NH (60) berperan mengurus memalsukan identitas para korban.
Tersangka wanita LA (31), wanita Y alias I (44), laki-laki AS (31), wanita RW (34), wanita H alias CE (36), dan laki-laki N alias A (56) diketahui berperan sebagai sponsor yang mencari dan menampung calon pengantin perempuan di Indonesia.
Baca juga: TERNYATA Ada Dirjen Komidigi Diperiksa Polisi di Kasus Judi Online, Sosoknya Misterius
Wira berujar, dari hasil pendalaman, para tersangka juga membuat perjanjian dengan para korban terkait kawin kontrak.
Para tersangka mengecoh korbannya dengan membuat surat perjanjian menggunakan bahasa asing sehingga korban tidak mengerti.
"Mengikat korban artinya mengikat itu supaya korban ini tertarik, ini dengan mengikat dengan perjanjian, dengan bahasa asing, sehingga korban banyak yang tidak mengetahui,” ungkap Wira.
Inti dari surat perjanjian itu menikahkan pria asing dan dengan wanita Indonesia.
Saat ini, para tersangka sudah diamankan di Rutan Polda Metro Jaya untuk mempertanggungjawabkan tindak kejahatan TPPO.
Baca juga: Salahgunakan Izin Tinggal Berkedok Instruktur Yoga, Seorang WN India Langsung Dideportasi
Polda Metro Jaya membongkar kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang dilakukan di dua wilayah Pejaten Jakarta Selatan dan Cengkareng, Jakarta Barat.
Para tersangka melakukan modusnya dengan cara menikahkan sirih wanita warga negara Indonesia dengan pria warga negara asing China.
"Kasus tindak pidana perdagangan orang yaitu dengan modus operandi mail order bride," ungkap Wira Satya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/12/2024).
Mirisnya salah satu korban merupakan wanita di bawah umur berusia 16 tahun yang kemudian korban identitasnya dipalsukan menjadi dewasa.
Korban dinikahkan dengan pria WNA China di mana tersangka mengambil keuntungan dari bisnis jahatnya tersebut.
"Tersangka mengambil keuntungan melalui pernikahan dengan cara menyediakan wanita Indonesia kepada WN China," ujarnya.
Menurut pengakuan terangka, mereka mendapat keuntungan Rp150 juta lebih dari satu WNA China yang memesan wanita Indonesia untuk dinikahkan secara sirih.
Para korban ditampung di suatu tempat di wilayah Semarang, Jawa Tengah.
Namun tempat penampungan beralih ke kawasan Pejaten dan Cengkareng.
"Dari hasil penindakan di dua TKP tersebut, Subdit Renakta berhasil mengamankan sebanyak 9 orang tersangka," jelasnya.
Sejumlah barang bukti turut diamankan dalam kasus tersebut, mulai dari passport, ponsel, KTP, foto pernikahan, hingga surat keterangan belum menikah.
Pihak kepolisian masih melakukan serangkaian pendalaman.
Baca juga: 2 Ulah Agus Buntung di Kampus, Dosen Pembimbing: Dia Pernah Laporkan Saya ke Dinsos
Para tersangka dijerat dengan Pasal 4 dan/atau Pasal 6 juncto Pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, dengan pidana yaitu penjara maksimal 15 (lima belas tahun).