Wakil Ketua MPR: Dakwah Hadirkan Nasionalisme
Dalam orasi ilmiah di hadapan wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir, Hidayat Nur Wahid mengatakan, dakwah bisa mengubah masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam orasi ilmiah di hadapan wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir, Jakarta, 28 September 2017, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, dakwah bisa mengubah masyarakat.
"Pegangan berdakwah adalah Al Quran, Sunah Rasul, dan berijitihad yang tak melampaui batas. Ketiga hal tersebut merupakan dasar berdakwah yang luar biasa," ujarnya.
Diungkapkan, Islam masuk ke Indonesia pada tahun 64 Hijrah atau pada Abad VI. Ini dibuktikan pada Prasasti di Barus, Sumatera. Menurut Hidayat Nur Wahid, Nusantara adalah wilayah yang ramah dan terbuka.
"Dengan demikian dakwah bisa dilakukan dengan penuh keramahan," ujarnya. Ia menyebut dakwah yang dilakukan Wali Songo sangat luar biasa. "Dengan demikian dakwah Islam terbukti dilakukan tanpa pertumpahan darah," ujarnya.
Dakwah di Indonesia dilakukan terus menerus, bahkan di masa kebangkitan nasional hingga menjelang Indonesia merdeka.
Lebih lanjut dikatakan, tokoh-tokoh umat Islam seperti Ahmad Dahlan, Cokroaminoto, Wahab Chasbullah, Mohammad Natsir, dan yang lainnya tak sekadar berdakwah namun juga membangkitkan nasionalisme.
"Jadi dakwah juga menghadirkan nasionalisme Indonesia merdeka," tegasnya.
Hidayat Nur Wahid pun mengatakan, tantangan masyarakat sekarang sangat rumit. Untuk itu diharapkan dalam berdakwah harus menggunakan cara-cara ilmiah. "Gunakan ilmu dakwah yang diperoleh dari kampus ini," paparnya.