Strategi Pemulihan Ekonomi Provinsi Gorontalo Versi Fadel Muhammad
Menurut Wakil Ketua MPR ini diperlukan pemanfaatan segala potensi yang dimiliki agar perekonomian kembali bertumbuh seperti seperti sebelum pandemi.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Di hadapan para tokoh dan pemuka masyarakat Gorontalo, Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad mengatakan, sektor ekonomi mengalami kontraksi yang sangat hebat selama berlangsungnya pandemi Covid 19. Banyak daerah yang terpaksa menerima pertumbuhan sektor ekonominya menjadi minus, salah satunya adalah provinsi Gorontalo.
Sejak berdiri tahun 2000 sebagai provinsi ke-32, Gorontalo sempat mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 6,74 persen di awal 2019. Namun, memasuki triwulan pertama 2020, atau di awal pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Gorontalo menjadi 0,27 persen dan terus menurun hingga minus 3,56 persen pada triwulan ke IV 2020. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi Gorontalo tumbuh sedikit menjadi minus 1,98 persen.
Untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Gorontalo agar seperti sedia kala, kata Fadel bukanlah perkara mudah. Diperlukan keberanian dan kreativitas berfikir, serta memanfaatkan segala potensi yang dimiliki agar perekonomian kembali bertumbuh seperti seperti sebelum pandemi. "Ini tidak mudah, kita harus kreatif dan berani memanfaatkan segala potensi yang selama ini masih tertidur dan belum diberdayakan," kata Fadel Muhammad.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI saat menjadi pembicara kunci pada puncak acara Silaturahim Nasional (Silatnas III) Masyarakat Gorontalo. Acara tersebut berlangsung di rumah makan Orasawa Gorontalo, Sabtu malam (25/6/2021). Tema yang dibahas dalam Silatnas III ini adalah Menakar dan Menatap Masa Depan Menuju Visi Gorontalo Emas Tahun 2045.
Ikut hadir pada acara tersebut anggota MPR Fraksi Partai Gerindra Elnino M. Husein Mohi, anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Idah Syahidah Rusli Habibie, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang hadir secara daring. Juga Wakil Gubernur Gorontalo Dr. Drs. H. Idris Rahim, M.M, serta para walikota dan bupati se-Provinsi Gorontalo.
Di Gorontalo, kata Fadel, sektor partanian dan peternakan memberi kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ke depan pertanian harus terus menjadi tulang punggung, khususnya jagung. Komoditas jagung juga bisa menjadi simbol keberhasilan pertanian di Gorontalo. "Dulu hasil Jagung kita hanya 50 ribu ton, lalu meningkat menjadi 1,8 juta ton. Jumlah tersebut bisa ditingkatkan, sekaligus menjadi primadona ekspor dari Gorontalo," kata Fadel menambahkan.
Selain pertanian, sektor pariwisata, kata Fadel Muhammad yang juga Ketua umum Lamahu (organisasi keluarga besar Gorontalo) juga perlu dikembangkan. Apalagi, Gorontalo memiliki kekayaan pemandangan laut yang sangat indah, juga pemandangan perbukitan yang menawan. Sayangnya, hingga kini potensi tersebut belum dikembangkan dengan baik. Baru kelompok-kelompok kecil masyarakat tertentu saja yang sudah memanfaatkannya.
Fadel Muhammad kemudian mengemukakan ide pembuatan Terusan Khatulistiwa yang menghubungkan Teluk Tomini dan Selat Makassar. "Menyambut rencana kepindahan ibu kota negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, saya mengusulkan pembangunan Terusan Khatulistiwa. Jika Terusan Khatulistiwa itu berhasil, Gorontalo akan memperoleh keuntungan besar karena pelayaran menuju ibu kota baru akan melalui Gorontalo," kata Fadel Muhammad lagi.
Terusan Khatulistiwa menurut Fadel akan memberikan penghematan jarak dan waktu lalu-lintas laut, pulang pergi khususnya dari Maluku Utara dan Papua menuju ibukota baru. Pembuatan Terusan Khatulistiwa juga akan berpotensi menyediakan tanah dan pasir bagi pembangunan ibu kota.
"Kalau ini bisa disepakati oleh Silatnas III, kemudian diperjuangkan ke pusat, nantinya pembiayaan proyek ini bisa menggunakan APBN, sebagai proyek pemerintah pusat. Ini harus diperjuangkan untuk mewujudkan visi Gorontalo Emas 2045," kata Fadel lagi.(*)