Supir Minta Penghapusan Pungli di Pelabuhan Priok
Sedikitnya 5
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: OMDSMY Novemy Leo
Demikian diungkapkan ratusan yang melakukan aksi di depan pintu masuk Pelabuhan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara.
"Kami, para supir, buruh transportasi bukan orang kaya. Hidup kami tidak digaji dengan gaji bulanan. Kami hanya menerima komisi. Namun komisi kami pun habis menguap karena pungli," ungkap ketua umum SBTPI, Ilham Syah, di TPK Koja, Jakarta Utara.
Menurut Ilham, di lokasi pelabuhan ini para supir seperti ‘diinjak-injak’ hak-haknya. "Pungli mulai dari masuk ke pelabuhan dilakukan oleh bagian survei pelabuhan, di loket bea cukai setiap kali minta duit dan patok harga pungli. Sampai di jalan-jalan pun kita dimintai duit oleh aparat pemerintah," bebernya.
Bagi supir, uang Rp. 30 ribu atau Rp. 50 ribu sangatlah berharga. "Uang lima puluh tiga puluh ribu itu sangat berarti besar bagi kami. Lima puluh ribu aturannya bisa untuk dapur rumah harus menguap di tangan para drakula-drakula yang tak mau tahu penderitaan kita," seru Ilham dalam orasinya.
SBTPI dalam tuntutannya menyerukan kepada polri untuk menangkap, adili dan penjarakan oknum keamanan, operator alat, petugas Gate, OH, Bea Cukai Pelaku Pungli di pelabuhan. "Tangkap mereka para pelaku pungli," derap serempak teriak para demonstran.
Selain itu, mereka juga menyerukan buruh diberlakukan layak. "Kita minta tempat istirahat yang manusiawi, layak, kantin murah, MCK layak, ada musola. Dan adanya proses bongkar muat yang cepat, serta nasionalisasi pelabuhan laut Indonesia," harap Ketua Umum SBTPI.
Menurut rencana setelah dari TPK Koja, para demonstran akan bergabung dengan teman-teman buruh di Bundaran HI dan Istana.