Ari Junaedi: SBY Sudah Belajar dari Kritikan
Keputusan Presiden SBY untuk memantau langsung perkembangan Gunung Merapi, mendapat respon positif dari pengamat politik UI.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Presiden SBY untuk tinggal dan memantau langsung perkembangan Gunung Merapi di Yogyakarta, mendapat respon positif dari pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr Ari Junaedi.
Menurut Ari, keputusan SBY untuk memimpin langsung penanganan bencana letusan Gunung Merapi sudah tepat. Apalagi intensitas letusan Gunung Merapi kian membahayakan warga di sekitar lereng Merapi.
"Belum ada kata terlambat bagi SBY untuk memimpin langsung dan berada di tengah-tengah warga. Jika Wasior dan Mentawai, saya melihat SBY gagap. Namun untuk Merapi, saya salut untuk SBY," ujar Ari Junaedi kepada Tribunnews.com, Jumat (5/11/200) yang baru saja kembali dari Yogyakarta ubtuk memantau langsung kondisi penanganan pengungsian letusan Gunung Merapi.
Sikap presiden yang akan tinggal beberapa hari di Yogyakarta dan memimipin langsung penanganan pengungsi Merapi, menurutnya adalah sikap presiden yang didasari belajar dari berbagai macam kritikan masyarakat terhadap penanganan bencana di Wasior dan Mentawai.
Langkah SBY untuk penanganan bencana Merapi yang tidak bisa diprediksi, sungguh lah tepat.
"Jika SBY berada di lokasi aparat yang tidak bekerja akan merasa malu. Namun, itu saja tidak cukup kalau tidak didukung jajaran kabinetnya. Selama ini terbukti, dalam banyak kasus penanganan bencana tidak tuntas tertangani karena berbelitnya birokrasi," ujar Direktur Eksekutif AAFED, sebuah lembaga nirlaba untuk pengembangan demokrasi, ini.
"Bukankah saat gempa Yogya tahun 2006 SBY juga berkantor di Yogya, tapi tidak maksimal menangani korban?" imbuh Ari Junaedi.(*)