SBY Merasa Seolah-olah Ada Konflik Pribadi dengan Sultan
Presiden SBY akhirnya berkomentar panjang lebar terkait kisruh yang timbul atas istilah monarki di DI Yogyakarta.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden SBY akhirnya berkomentar panjang lebar terkait kisruh yang timbul atas istilah monarki di DI Yogyakarta. Menurut SBY, pernyataan dirinya saat sidang kabinet 26 November 2010 lalu, telah salah ditafsirkan.
Presiden, di awal-awal penjelasannya di Istana Negara, Kamis (2/11/2010), mengungkapkan ia merasa seolah-olah sedang terlibat konflik dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Padahal, kata SBY, tidak ada konflik pribadi antara dirinya dengan Sultan.
Presiden menyatakan perlu memberikan penjelasan terkait isu yang berkembang di masyarakat saat ini. Menurut SBY, penjelasannya ini sebagai bagian dari komunikasi dirinya sebagai kepala negara dengan rakyat indonesia.
"Termasuk, saudara-saudara kita yang ada di DIY. Beberapa hari terakhir ini saya mendengar berbagai pendapat, komentar dan masukan dari masyarakat luas tentang isu RUUK DIY. Baik yang langsung saya terima melalui SMS, ataupun telepon maupun yang saya ikuti dari media massa. Baik yang datang dari kalangan masyarakat DIY maupun dari saudara-saudara kita dari berbagai pelosok tanah air," aku presiden.
"Setelah saya ikuti media massa selama ini ada yang memang sesuai dengan yang saya katakan. Tapi ada pula yang bergeser atau digeser ke sisi lain. Seolah-olah ada konflik pribadi antara saya dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Pengantar saya sesungguhnya cukup singkat karena RUU itu masih dalam tahap penggodokan dan pematangan sebelum kita serahkan ke DPR untuk dibahas bersama," paparnya.
Ia kemudian menegaskan, dalam sambutan pengantarnya pada 26 November lalu, Presiden SBY membantah telah mengatakan apakah Gubernur DIY ditetapkan atau dipilih.
"Seolah-oleh saya menghalang-halangi Sultan untuk menjadi gubernur lima tahun lagi setelah masa perpanjangan beliau selesai. Kalau dari sisi politik praktis, tolong dicatat, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan di negeri ini, saya berpendapat bahwa untuk posisi kepimimpinan Gubernur DIY lima tahun mendatang tetap Sri Sultan Hamengkubuwono X," ujar presiden.(*)