Desain 'U' Gedung Baru DPR Cermin Kesombongan
Apa makna desain baru gedung baru DPR bagi para arsitek dan perencana tata ruang kota? Ternyata desain yang kabarnya
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Apa makna desain baru itu bagi para arsitek dan perencana tata ruang kota? Ternyata desain yang kabarnya tidak disayembarakan itu ternyata terkesan sangat sombong, tidak filosofis, dan tidak kultural.
Demikian Ketua Bidang Pengembangan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Hendricus Andy Simarmata ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (02/04/2011).
"Pendapat pribadi saya sebagai ahli perencana, saya melihat desain baru itu cenderung sombong terkesan jauh dan tidak membumi," kata Hendricus.
Padahal, kata dia, sebagai gedung wakil rakyat idealnya bangunan DPR mencerminkan sikap terbuka, kultural, dan representatif mewakili adat istiadat di Indonesia.
"Seperti contohnya Gereja Saint Peter's Basilica di Vatikan itu konsepnya seeperti tangan terbuka. Itu kan artinya bersifat menerima dan terbuka," kata dia.
Lainnya, lanjut Hendricus, desain baru gedung DPR yang berbentuk huruf "U" terbalik itu sangat kaku dan terkesan tidak mau melebur.
"Padahal sebagai gedung DPR itu bisa menjadi identitas kota apalagi menjadi landmark. Gedung ini bagaimanapun harus punya nilai sejarah ke depan bisa sampai satu atau dua generasi dan diingat orang serta mewakili masyarakat Indonesia," kata dia.
Ditanya apakah para konsultan perencana dan asosiasi aristektur Indonesia dimintai tanggapan mengenai desain gedung baru DPR itu, Hendricus sendiri tidak tahu. "Kalau personnya, maksudnya anggotanya mungkin terlibat tapi tentu saja ini perlu masukan dari banyak orang tidak sekadar disetujui ketua DPR atau BURT DPR. Apalagi saya dengar ini tidak disyamberakan," kata Hendricus.