Saat Mengantar Isteri, Kapten Tasman Hanya Bicara Soal Anak
Rossy Marry tidak menyangka obrolannya selama di motor bersama dengan suaminya Kapten Inf Tasman merupakan obrolan yang terakhir
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rossy Marry tidak menyangka obrolannya selama di motor bersama dengan suaminya Kapten Inf Tasman merupakan obrolan yang terakhir pada Selasa (23/8/2011) pagi.
Dengan suara yang lemah, Rossy menuturkan ketika dirinya dibonceng suami menggunakan motor, dirinya tidak punya firasat sama sekali bahwa hari itu merupakan hari indah terakhir yang dilewatinya bersama suami.
"Tidak ada pesan apa pun dari beliau, kita hanya berbicara anak-anak saja yang sekarang sedang kuliah," kenang Rossy saat ditemui di TMP Bahagia Ciledug, Tangerang.
Rossy dengan wajah yang masih terlihat berduka berusaha menahan air matanya saat ditanya wartawan, ia pun meneruskan ceritanya. "Setelah mengantarkan saya, saya tidak tahu bagaimana lagi kejadiannya. Saya tahunya dari saksi-saksi di sana saja," ungkap Rossy.
Semasa hidupnya, Tasman selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap keluarga, itu pula yang menyebabkan Rossy berat melepaskan suami meskipun sudah ikhlas.
"Saya sangat sedih, ia memang sosok orang yang baik, sangat ramah, dan perhatian sama keluarga, serta anak-anaknya," ungkapnya Rossy.
Setelah Tasman meninggal, Rossy berharap anak-anaknya bisa mencontoh ayahnya yang gugur untuk bangsa dan negara. "Mudah-mudahan almarhum diterima amal ibadahnya oleh yang maha kuasa. Semoga bila sudah selesai kuliah, anak-anaknya bisa ikut jejak bapaknya," harap Rossy.
Sebelumnya, Kapten inf Tasman bin M Noer tewas dengan kondisi mengenaskan, yakni leher belakang ditebas dengan parang. Jenazah ditemukan Selasa (23/8/2011) pukul 07.00 WIT di Jalan Baru, Campwolker, Perumnas 3, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Papua. Anggota bimbingan mental Kodam Cendrawasih tersebut dibantai usai mengatar istrinya ke sekolah untuk mengajar.