Keterangan Nazar Banyak Bohongnya
Komite Etik KPK menyebut tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet M Nazaruddin sebagai sosok pembohong
Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Etik KPK menyebut tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet M Nazaruddin sebagai sosok pembohong dan peragu. Hampir semua keterangan yang disampaikan Nazar, bohong adanya.
Satu-satunya keterangan Nazar yang benar, menurut Komite Etik, hanya soal dirinya pernah bertemu dengan Wakil Ketua KPK bidang penindakan Chandra M Hamzah dan mantan Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja.
"Soal dia ketemu Ade Rahardja, pak Chandra itu kan ada," tutur Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua di Gedung KPK, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Selebihnya, keterangan Nazar yang lain, tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Soal uang US$ 500 ribu dari pengusaha kepada Chandra M Hamzah misalnya, Nazar tak dapat membuktikan kebenaran pemberian uang yang terjadi di pertemuan keempat di rumahnya itu.
Nazar, kata Abdullah memang mengungkapkan soal adanya pemberian uang senilai US$ 500 ribu itu kala diperiksa Komite Etik. Namun Nazar tak mengungkap dimana uang itu diberikan kepada Chandra. Nazar juga mengaku tak tahu berapa besaran uang yang diberikan itu. "Saya tanya si Nazaruddin, 'Kamu lihat dikasih itu (uang)?' Dia jawab 'Nggak, itu kata si anu'. Anu itu siapa? Mungkin neneknya, mungkin kakeknya," ungkap Abdullah.
Nazar, ungkap Abdullah, hanya menyebut uang itu diberikan oleh seseorang bernama Andi. Sayangnya Andi siapa orang yang dimaksudnya itu, Nazar tak mengungkap. Oleh karena itu, Komite pun tak akan menindaklanjuti pengakuan soal Andi itu dengan mencari tahu siapa gerangan dirinya. Komite, lanjut Abdullah, juga tak akan memeriksa Andi. Pasalnya, mereka tak tahu harus mengirim surat panggilan untuk Andi kemana.
Abdullah mengklarifikasi pernyataan anggota Komite Etik lainnya Said Zainal Abidin yang mengaku Chandra memang pernah menerima uang US$ 500 ribu namun telah mengembalikannya. "Pak Said salah ucap atau salah petik, tidak ada Chandra terima kemudian dikembalikan," tegasnya.
Lalu bagaiman dengan uang senilai US$ 100 ribu dollar yang sempat ingin diberikan Nazaruddin kepada Chandra? "Menurut Nazar dia suruh Yulianis tulis CDR, US$ 100 ribu. Waktu saya tanya Yulianis, CDR itu siapa, dia jawab nggak tahu. Terus saya tanya apa Bibit sama Chandra? Tidak katanya. Jasin? Katanya tidak juga. Haryono? Katanya (Yulianis) tidak. Busyro? Tidak. Waktu pemeriksaan Nazar kita tanya, dia bilang bahwa itu (CDR) pak Chandra," tuturnya.
"Saya tanya, jadi dikasih uangnya? Dia jawab nggak jadi. Saya tanya kenapa? karena kasusnya nggak jadi. Uang itu Nazaruddin sendiri yang batalkan (pemberiannya) karena proyeknya tidak jadi. Saya tanya perkaranya perkara apa? Dia jawab,'Adalah'. Gitu," imbuhnya.