Jakob Oetama: Bekerja untuk Ibadah
Lebih dari itu, menjadikan pekerjaan sebagai ibadah, akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekerja suatu alat untuk mencari nafkah. Bekerja pun harus dimaknai untuk ibadah sehingga dalam bekerja kita akan bersungguh-sungguh dan penuh bersyukur.
"Bekerja itu untuk ibadah. Dengan bekerja untuk ibadah, kita akan selalu bersyukur dan bersyukur," kata Jakob Oetama pada perayaan hari ulang tahun ke-80 kelahirannya di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta, Selasa (27/9/2011) siang.
Jakob Oetama menggunakan batik warna cokelat, merah hati berpadu keemasan. Pesta Ultah 8 dekade itu dihadiri tetamu undangan dari luar maupun internal perusahaan.
Dengan menancapkan slogan bekerja untuk ibadah, ujar Jakob, pendiri Harian Umum Kompas, setiap karyawan akan bersungguh-sungguh mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Lebih dari itu, menjadikan pekerjaan sebagai ibadah, akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"Kemanusiaan yang beriman ternyata bisa memberi semangat dalam bekerja, mendatangkan rahmat Tuhan, dan menjalin pekerjaan dengan baik satu dengan lainnya," tandas Jakob Oetama, kelahiran Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Bukti bekerja untuk ibadah itu adalah, "Kejujuran, bersyukur dan bersyukur."
Presiden Komisaris Kompas Gramedia ini mengucap syukur dapat menanamkan semangat bekerja untuk ibadah di lingkungan Kompas Gramedia.
Dia juga bercerita tentang masa sulit Kompas, pada awal berdiri. "Saudara Swantoro (wartawan senior Kompas), selalu membuka bajunya karena kepanasan. Ada juga yang lain dengan suasana yang hampir sama. Semua itu, dengan semangat yang tulus dan kerja keras, Tuhan yang Maha Baik memberi rahmat sehingga lembaga kita bisa berkembang," katanya.
Dia pun mengungkap kenangan ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani bertamu ke kantor Jakob Oetama, sebelum dia berangkat ke Amerika Serikat menjalankan tugas internasional, Direktur Operasional Bank Dunia.
"Saat itu, Ibu Sri mengaku bangga pada Kompas Gramedia karena membayar pajak dengan jujur. Dan memang begitu, sejak zaman Pak Harto, Kompas Gramedia selalu mendapat penghargaan dalam pembayar pajak," kata JO, panggilan Jakob Oetama.