Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ade Rizal

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Seorang korban bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton Solo, Haryoko (17) mengaku kaget mendapat kunjungan dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

JK mengunjungi beberapa pasien korban bom yang dirawat di Rumah Sakit dr Oen Kandang Sapi Solo usai menjadi pembicara dalam Konferensi Parlemen Asia di The Sunan Hotel Solo, Rabu (28/09/2011) sore. "Kaget saja, orang sehebat Pak JK mau menemui saya di sini," ujar Haryoko polos.

Dirinya mengaku sangat mengidolakan JK, sehingga saat JK datang, dirinya langung mengenali sosoknya. "Waktu itu saya lagi di luar kamar, mengambil kursi roda. Eh, ternyata ada Pak JK," katanya sambil tersenyum. Raut wajah Haryoko pun berseri-seri setelah mendapat kesempatan langka bersalaman dan berbincang dengan JK.

Dirinya mengakui sudah dikunjungi banyak pejabat baik tingkat pusat maupun setingkat daerah. "Ya tapi jujur saja kadang saya tidak tahu itu siapa," katanya tersipu. Namun dirinya mengaku hafal betul, saat JK datang menyambangi kamar tempat dirinya dirawat. "Selain Pak JK yang saya hafal ya cuma Pak Jokowi (Joko Widodo Wali Kota Solo). Yang lainnya saya tidak hafal," katanya lagi.

Dalam kesempatan tersebut, JK menanyakan kronologis kejadian dari sudut pandang Haryoko. Siswa SMK Grafika Solo itu pun menceritakan detail kejadian yang mengakibatkan tumit kaki kanannya patah dan beberapa luka di kaki akibat terkena serpihan bom. "Waktu itu saya di belakang pelaku, hanya sekitar dua meter. Tidak tahu bagaimana tiba-tiba ada ledakan," kisahnya kepada JK.

Kebahagiaan Haryoko semakin lengkap karena JK juga membawakan sebuah kursi roda baru untuknya. Kursi roda pemberian JK pun langsung ia gunakan, menggantikan kursi roda yang disediakan rumah sakit.

"Ini saya serahkan empat kursi roda untuk korban, semoga bermanfaat. Nanti kalau masih ada yang memerlukan lagi langsung hubungi PMI Solo, dikasih gratis nanti," kata JK yang juga menjabat sebagai Ketua PMI.

Dalam kunjungan tersebut JK didampingi sejumlah pengurus PMI Cabang Solo. Selain mengunjungi haryoko, JK juga menyempatkan diri untuk mengunjungi sejumlah korban bom yang lain, di antaranya, Stefanus dan Defiana. Stefanus merupakan korban dengan usia tertua yakni 73 tahun dan Defiana merupakan korban yang sempat kritis karena dapat mur yang menembus kepalanya.