Upik Lawanga Jadi Target Utama Polri terkait Bom Solo
Polri saat ini membidik Taufik Balaga alias Upik Lawanga, anggota jaringan teroris sekaligus ahli perakit bom, sebagai target
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri saat ini membidik Taufik Balaga alias Upik Lawanga, anggota jaringan teroris sekaligus ahli perakit bom, sebagai target perburuan mereka karena dugaan keterlibatan aksi bom bunuh diri Ahmad Yosepa Hayat di gereja GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah pada 25 September 2011 lalu.
Upik Lawanga dan seorang lainnya adalah dua DPO baru kepolisian terkait bom Solo tersebut. Tiga DPO bom Cirebon juga diduga ikut aksi teror Hayat tersebut.
Kini kepolisian tengah mendalami peran Upik Lawangan dalam bom bunuh di tempat ibadah tersebut.
"Dua DPO tambahan, yang satu inisialnya UL (Upik Lawanga), yang satu lagi nanti saya cek dulu ya. Keduanya laki-laki," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/10/2011).
Anton mengakui, Upik Lawanga bukanlah nama baru dalam target perburuan mereka, karena dia diduga terlibat sejumlah aksi teror lainnya. "Itu UL. Sudah tahu yah kalian," jelasnya.
Upik merupakan tersangka kasus Tentena, pembunuhan tiga siswi, pembunuhan pendeta, dan kerusuhan agama di Loki (Ambon).
Upik juga diketahui sebagai murid kesayangan Dr Azahari, tokoh teroris asal Malaysia yang telah ditembak mati di Batu, Jawa Timur, pada 2005.
Hasil karyanya ditemukan berupa bom termos saat konflik di Poso, Sulawesi Tengah pada 2005 dan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009 lalu.
Belum lama ini, nama Upik Lawanga juga disebut-sebut dalam aksi teror bom buku di Jakarta.
Empat hari terakhir ini, kepolisian daerah telah menyebar foto dan data 10 DPO kasus terorisme.
Mereka adalah Yadi al Hasan alias Abu Fatih, Nanang Irawan alias Nang Ndut, Heru Komarudin, Ahmad Yosepa alias Hayat, Umar alias Bujang, Santoso alias Abu Wardah, Beni Asri, Cahya alias Ramzan, Imam Rasyidi alias Imam Sukanto, dan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga.
Dari 10 nama DPO itu, Hayat telah tewas dalam bom bunuh diri di Solo dan Beni Asri telah ditangkap di Solok, Sumatera Barat, pada 30 September 2011.