Aktivis Minta Pemerintah Tarik Militer dari Papua
Bahkan mereka mendesak pemerintah untuk menarik anggota militer dari Papua
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik Papua semakin memanas. Berbagai elemen masyarakat terus melancarkan desakannya kepada pemerintah.
Tidak hanya rakyat Papua yang semakin geram, aktivis Solidaritas Rakyat Papua Anti Militerisme (SR PAM) Jawa Tengah ikut menyatakan keprihatinan. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di Simpang Lima menuju Polda Jawa Tengah, Rabu (26/10/2011).
Pengunjuk rasa menuntut pembebasan tapol dan napol Papua tanpa syarat. Bahkan mereka mendesak pemerintah untuk menarik anggota militer dari Papua.
"Kami menuntut pembebasan tapol dan napol Papua, serta penarikan militer dari Papua sekarang juga," ujar Jubir Nasional Partai Pembebasan Rakyat, Budi Wardoyo dalam rilis yang diterima Tribunnews.com.
Senada dengan kegiatan tersebut, di Jakarta para aktivis Solidaritas Rakyat Papua (SRP), juga mengelar aksi unjuk rasa di Depan Istana Negara, Jakarta hari ini.
"Kongres rakyat Papua diakui sebagai bagian hak rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri dan kami menuntut penghentian represif aparat di Papua," ujarnya.
Sementara para aktivis dari Solidaritas Buruh PT Freeport juga rencananya akan melakukan Aksi Bakar Lilin di Bunderan HI, Jakarta. Aksi itu dikemas dalam bentuk malam perenungan konflik Papua. Mereka juga menuntut penarikan militer dari Papua serta pencabutan status siaga.
"Kami menuntut agar Freeport memenuhi tuntutan kenaikan upah 7,5 dollar per Jam untuk pekerjanya, dan pemerintah Indonesia harus menaikan upah buruh Indonesia secara layak," ujar Solidaritas Buruh PT Freeport dalam rilisnya.