TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di antara komisioner KPK lainnya, bekas Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur ini yang paling sepuh. Zulkarnain lahir di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, pada 1 Desember 1951.

Zulkarnain terpilih jadi Pimpinan KPK dengan perolehan suara 37 suara, setelah Adnan Pandupraja 51 suara, berikutnya Bambang Widjojanto dan Abraham Samad yang sama-sama memeroleh 55 suara.

Zulkarnain tak menampik, menjadi pimpinan KPK akan menguras energinya karena harus ke daerah, bahkan sampai pulang malam. Namun itu tak masalah baginya. Lari pagi keliling kompleks selama 30 menit yang dilakukannya sejak lama telah membuatnya bugar sampai hari ini.

“Jalan cepat biasanya bareng istri mulai setengah enam. Itu sudah rutin saya lakukan sebelum berangkat kerja. Cukup menyehatkan jalan cepat empat sampai lima kali putar,” terang Zulkarnain yang sore itu memilih santai di rumah.

“Kalau kunci lainnya ya saya menjaga pola makan sesuai anjuran dokter,” tambahnya.

Soal kesehatan menjadi perhatian Zulkarnain. Ia punya pengalaman karena dokter pernah memintanya mengurangi berat badan. Padahal waktu itu Zulkarnain merasa berat badannya sudah proporsional dengan tinggi badannya.

Namun apa boleh buat, agar aktivitasnya tetap berjalan, Zulkarnain mau tidak mau menurunkan beratnya sampai tujuh kilogram. Tak heran jika hasil pemeriksaan dokter saat mencalonkan pimpinan, Zulkarnain sehat. (*)