59 Orang Jadi Korban Bentrokan Warga di Kwamki Narama
59 warga Kwamki Narama, Mimika, Papua terluka dalam bentrokan antardua kelompok warga.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 59 warga Kwamki Narama, Mimika, Papua terluka dalam bentrokan antardua kelompok warga.
Bentrokan yang diawali dengan kasus kecelakaan lalu lintas tersebut berujung menjadi konflik horisontal antar warga kelompok atas dan warga kelompok bawah.
"Banyak korban terluka akibat itu, kita dapat investarisir korban terakhir, 29 orang dari kelompok atas dan 30 dari kelompok bawah," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/6/2012).
Saat ini kepolisian bersama dengan TNI terus berupaya menjalin komunikasi dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat di Kwamki Lama untuk meredam konflik kembali terjadi dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi baik materil maupun korban jiwa.
"Kita berharap konflik di sana tidak dilanjutkan," ujarnya.
Sebelumnya, kepolisian sudah meminta keterangan 30 saksi dan yang ditahan serta statusnya telah dinyatakan sebagai tersangka oleh penyidik ada 25 orang.
Penahanan tersebut dilakukan polisi dalam rangka mengatasi potensi konflik dan mengurangi ketegangan di Kwanki Lama yang diakibatkan adanya provokasi setelah terjadinya kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa orang salah satu kelompok masyarakat.
Seperti diketahui, bentrok massa di Mimika berawal dari terjadinya kecelakaan lalu lintas pada 20 Mei 2012 di sebuah jalan.
Saat itu Roni yang membonceng Mike yang merupakan warga kelompok atas menabrak motor Oni seorang warga kelompok bawah yang telah terparkir di pinggir Jalan.
Akibat kecelakaan tersebut Roni meninggal dunia. Entah siapa yang memprovokasi, akhirnya timbul isu yang mengatakan bahwa Roni tewas dibunuh kelompok bawah, walhasil pertikaian pun tidak terelakan.
Kerusuhan pun tidak dapat terelakan dan mengakibat korban meninggal dunia, kerusuhan berlanjut pada 3 Juni 2012, kemudian lanjut kembali tanggal 5 dan 6 Juni 2012 sampai akhirnya pertikaiaan pun diselesaikan secara adat ditandai dengan acara bakar batu.
Tetapi hal tersebut pun belum mampu menyelesaikan pertikaian dua kelompok masyarakat tersebut. Pada 13 Juni 2012 bentrokan kembali pecah dimana dua kelompok massa saling serang dengan panah dan berlanjut pada 15 Juni 2012.
Tidak lama setelah itu, pada 16 Juni 2012 giliran anggota kelompok bawah mengalami kecalakaan lalu lintas dan pihak rumah sakit pun membawanya ke rumah duka. Tapi justru kembali beredar isu bahwa korban kecelakaan dari kelompok bawah tersebut dibunuh kelompok atas.
Pertikaian pun tak dapat terelakan dan akhirnya pada 18 Juni 2012 kerusuhan pun kembali pecah sampai akhirnya diselesaikan kembali secara adat dengan ditandai upacara pembakaran jenazah.
KLIK JUGA: