Zulkarnaen Terkejut Ditanya Kasus Korupsi Alquran
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (28/6/2012), menetapkan anggota Komisi VIII sekaligus anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (28/6/2012), menetapkan anggota Komisi VIII sekaligus anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Zulkarnaen Djabar, sebagai tersangka korupsi pembahasan proyek pengadaan Alquran tahun tahun anggaran 2011-2012.
Di sela-sela rapat dengan Komisi III di Gedung DPR pada Rabu 20 Juni 2012 petang, Ketua KPK Abraham Samad mengungkapkan pihaknya telah mempunyai bukti kuat tentang korupsi pengadaan Alquran Kementerian Agama. Dan penetapan tersangka tinggal menunggu waktu saja.
Ruang Komisi VIII berada tepat berhadapan dengan ruang rapat Komisi III. Mendapat informasi itu, awak media coba mencari pimpinan Komisi VIII selaku mitra kerja Kemenag untuk mengkonfirmasi dan mendapat penjelasan proyek tersebut. Dan kebetulan, awak media justru bertemu dengan anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Golkar, Zulkarnaen Djabar.
Saat itu, Zulkarnaen yang mengenakan kemeja bergaris dibalut jas hitam, tampak asyik berbicara di telepon selulernya. Ia langsung menutup telepon itu saat wartawan meminta izin untuk mewawancarainya.
Zulkarnaen yang akrab disapa Zul, tampak terkejut saat wartawan melontarkan pertanyaan pertamanya adalah tentang dugaan korupsi proyek pengadaan Alquran Kemenag. "Apa itu? Saya enggak tahu," kata Zul dengan menggelengkan kepala.
Ia mengatakan bahwa proyek itu tidak ada masalah dan sesuai prosedur. "Ya saya kira kalau ada penyimpangan, saya mendukung (KPK)," kata dia saat itu.
Ia pun tak terburu-buru menilai kementerian yang dipimpinan oleh Suryadharma Ali sebagai sarang korupsi. Sebab, katanya, masalah korupsi hampir terjadi di semua kementerian. "Saya tidak mau memvonis," ucapnya.
Memang diakui Zulkarnaen bahwa masalah reformasi birokrasi adalah masalah utama, seperti kualitas sumber daya manusia, reposisi dan remunerasi. "Tapi kan harus diimbangi dengan peningkatan kinerja," katanya.
Ditanya soal pembahasan anggaran tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu dengan pembahasan tersebut. "Kami enggak tahu rinciannya itu, kami hanya globalnya saja. Kami enggak sampai detilnya, itu wilayah eksekutif," ujarnya.
Para wartawan yang sempat ikut mewancarai Zul, mengaku heran karena orang yang diwawancarai saat itu justru kini menjadi tersangka korupsi pengadaan Alquran.
"Saya kaget juga, kok yang Komisi VIII yang kita wawancarai, justru dia tersangkanya. Untung saya masih simpan rekamannya," ujar Dea, seorang wartawan media online di DPR.
Klik Juga: