Tempe-Tahu Langka, Tukang Sayur Jadi Sasaran Amarah Ibu-ibu
Mahalnya harga kedelai, membuat para perajin tahu dan tempe melakukan mogok massal dan tidak berproduksi.
Penulis: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahalnya harga kedelai, membuat para perajin tahu dan tempe melakukan mogok massal dan tidak berproduksi. Hal ini membuat pedagang sayur keliling seperti Yanto (52) tak lagi menjual panganan asli Indonesia tersebut.
"Di pasarnya emang sudah enggak ada yang jual lagi. Ibu-ibu langganan masih banyak yang nggak tau, jadi ada yang ngga percaya kalau tempe, tahu itu ngga ada di pasar," ujar tukang sayur yang biasa keliling di kawasan Condet, Batuampar, Jakarta Timur kepada Tribunnews.com, Rabu (25/7/2012).
'Pak Kumis' sapaan akrab Yanto yang lebih dikenal ibu rumah tangga yang menjadi langganannya pun protes akibat hilangnya tahu dan tempe. Menurut pengakuan Kumis ibu-ibu lebih tahu dan tempe karena harganya yang murah.
"Kata pedagang di pasar induk si harga kedelai naik dari Rp 5.000 jadi Rp 8.000 per kilogram, saya ngga tau juga kenapa jadi langka mas," katanya.
Diberitakan, aksi mogok perajin tempe di wilayah Jabodetabek, Banten, Bogor, dan Bandung dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas lonjakan harga kedelai yang cukup tinggi saat ini.
Hingga akhir pekan kemarin harga kedelai untuk perajin mencapai Rp 8.000 per kilogram. Padahal sebelumnya berada di kisaran Rp 5.500 per kilo gram.
Angka itu terus naik setiap pekan seiring dengan masuknya Ramadan. Ia menyatakan aksi turun ke jalan pernah dilakukan perajin pada 2008 lalu. Ketika itu mereka meminta pemerintah melakukan swasembada kedelai.
Pasalnya, hingga kini produksi kedelai dalam negeri tidak memadai. Produksi kedelai lokal mencapai 600-900 ribu ton, jauh dari kebutuhan nasional di kisaran 2,3-2,4 juta ton per tahun.
Meroketnya harga kedelai, disebabkan oleh naiknya bea masuk kacang kedelai hingga 7,5 persen. Akibatnya harga jual ke masyarakat lebih mahal. Namun sebenarnya pasokan kedelai untuk petani terbilang aman.