DPR Pertanyakan Peran Sekolah dan Aparat Cegah Tawuran
Anggota Komisi X DPR Surrahman Hidayat mempertanyakan pihak sekolah dan aparat yang cenderung tidak berdaya secara kolektif dan tidak mampu
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tawuran kembali memakan korban. Belum lama siswa SMA 6 tewas di Bulungan, kali ini kembali siswa SMA Yayasan Karya 66 menjadi korban tawuran di Jl Minangkabau, Jakarta Selatan.
Anggota Komisi X DPR Surrahman Hidayat mempertanyakan pihak sekolah dan aparat yang cenderung tidak berdaya secara kolektif dan tidak mampu berbuat banyak menahan laju kekerasan anak muda.
"Sekolah jangan hanya dijadikan sebagai tempat pencekokan teori-teori semata demi eksistensi dan pencitraan sekolah tersebut, melainkan harus menjadi tempat belajar yang kondusif dengan menekankan pada proses dan bukan pada hasil," kata Surrahman dalam keterangan pers yang disampaikan kepada Tribunnews, Kamis (27/9/2012).
Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) PKS ini meminta pihak sekolah untuk proaktif dalam mencegah kembali terjadinya tawuran. Bentuknya bisa dengan kembali memperbanyak komunitas-komunitas yang menampung bakat dan minat dari pemuda itu.
"Perlu dibuat komunitas-komunitas seni dan budaya, untuk mengembangkan bakat dan minat di lingkungan pelajar. Penting agar mereka tidak liar di luar dan malah saling membunuh," katanya.
Surrahman juga mendesak pihak sekolah untuk memperbanyak acara keagamaan di sekolah. Salah satunya melalui wadah Rohani Islam dan juga wadah organisasi agama lainnya. Hal ini penting untuk menanamkan pendidikan karakter yang tepat bagi siswa-siswi SMA.
"Rohis adalah wadah yang tepat untuk mendukung pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah," ungkapnya.
Baca Juga:
- Dua Jam Jupri Terombang-ambing di Laut
- Hendri Sempat Selamatkan Wanita Terjebak di Kamar Mandi
- Sepatu Motif Batik, Artistik dan Etnik
- Jenazah Salam dan Najwa Diambil Keluarga