Ruhut Kasihan Kalau Anas Sampai Digantung di Monas
Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan langsung pengumuman Anas menjadi tersangka. "Pak SBY nonton televisi langsung," kata Ruhut.
Anas saat ditetapkan sebagai tersangka tidak berada di rumah. Anas rencananya akan memberikan keterangan langsung kepada media pada hari Sabtu (23/2) siang di kantor DPP Partai Demokrat. Hingga berita ini diturunkan pukul 21.30 WIB.
Anas belum kembali ke rumah. Pengacara Anas yakni Firman Widjaya dan beberapa rekan Anas telah hadir di kediaman Anas di kawasan Duren Sawit pada Jumat malam.
Sebagai sesama politisi Demokrat, Ruhut kasihan apabila nanti Anas harus digantung di Monas seperti janjinya selama ini. Ruhut pun meminta gantung Anas di Monas tidak dilakukan. "Apalagi mulutnya harimaunya, tapi jangan itu (digantung di Monas). Maafkan dia, kasihan," jelas Ruhut.
Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana mengatakan, sesuai dengan Pakta Integritas yang digagas SBY dan kemudian ditandatangani seluruh pengurus Demokrat termasuk Anas, maka Anas harus mundur.. Hal senada disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Marzuki Alie.
"Ya sesuai dengan Pakta Integritas harus mundur," tegas Marzuki. Ketua DPP Demokrat Achsanul Qosasih berharap dengan mundurnya Anas nanti prahara di Demokrat akan berakhir.
Menurut Marzuki, pascapenatapan Anas tersangka, dewan kehormatan Demokrat akan langsung menentukan sikap.
Ruhut menambahkan, dengan status Anas tersangka dan nantinya harus mundur, maka Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berpeluang besarmenggantikan posisi Anas sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Demokrat. "Iya besar dong (peluang Ibas) apalagi dia kesatria," ujar Ruhut. (tribunnews/win/rek/why/fer/aco)