Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beberapa Loyalis Anas Pilih Bertahan di Demokrat

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dugaan gratifikasi terkait proyek Hambalang.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Anas Urbaningrum mundur dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Demokrat (DPP) setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka dugaan gratifikasi terkait proyek Hambalang.

Satu per satu pengurus DPP dan DPD/DPC PD pun mengikuti langkah Anas itu karena berbagai alasan, mulai ketidaknyamanan hingga adanya permintaan mundur dari petinggi PD.

Namun, beberapa loyalis Anas lainnya yang juga ikut berjuang memenangkan Anas menjadi Ketua Umum PD di Kongres PD Bandung pada Mei 2010 lalu, memilih bertahan dan menyatakan berjuang dari dalam PD.

Sebut saja, Gede Pasek Suardika, yang menyatakan hal itu. Bahkan, secara pribadi Pasek menyatakan mendukung Anas untuk membuka semua kebenaran yang diketahuinya. "Iya tenang saja. Ngapain mundur, kami berjuang di dalam," kata Pasek kepada Tribunnews.com.

Hal senada disampaikan Ketua DPP Bidang Tanggap Darurat PD, Umar Arsal. "Enggak (mundur). Di luar atau di dalam sama saja, yang penting visinya," kata Umar.

Menurut Umar, beberapa loyalis Anas masih ingin mengabdi di partai. Lagipula, Anas tidak pernah meminta para pendukungnya untuk mengikuti langkah politiknya itu. "Mas Anas tidak pernah mengajak atau meminta kami untuk mundur," terangnya.

Wakil Sekjen PD, Nurhayati Ali Assegaf, mengaku belum mendengar perihal beberapa pengurus DPP PD akan mengundurkan diri seperti Anas. "Saya kira tidak ada itu (ancaman pengurus akan mundur). Itu hanya merupakan emosi sesaat. Tidak ada ancaman mundurnya loyalis. Tidak ada loyalis Anas, yang ada adalah loyalis terhadap partai.

Berita Rekomendasi

Meski begitu, Nurhayati dapat memahami bila kemudian hari para loyalis Anas berani mengundurkan diri dari PD. "Kalau misalnya orang berorganiasi itu kan boleh maju, boleh mundur. Itu hal yang biasa," kata Nurhayati yang juga Ketua Fraksi PD DPR RI itu.

M Rahmad, yang sebelumnya sudah menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Wakil Direktur Eksekutif dan kader PD, saat ini masih terbentur administrasi pengunduran diri. Sebab, saat ini PD belum memiliki Ketua Umum yang definitif pasca-Anas mengundurkan diri.

"Suratnya kan harus diberikan ke Ketua Umum, tadi saya cek ke DPP, Ketua Umum yang Plt tapi belum definitif, jadi belum ada SK-nya. Kalau besok ada ketua umum yang sahnya, yah besok saya masukin suratnya lagi," kata Rahmad seraya menyatakan saat ini belum berpikir untuk pindah ke parpol lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas