Syarief Hasan: Silakan Anas Buka-bukaan
Partai Demokrat (PD) tidak risau dengan pernyataan bekas Ketua Umum Anas Ubaningrum, yang buka-bukaan kepada media tentang banyak hal.
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat (PD) tidak risau dengan pernyataan bekas Ketua Umum Anas Ubaningrum, yang buka-bukaan kepada media tentang banyak hal.
Anggota Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Syarief Hasan mempersilakan Anas 'buka-bukaan'.
"Silakan, karena selama ini di Partai Demokrat tidak ada yang dirahasiakan. Jadi, kami tidak risau tentang istilah buka bukaan," ujar Syarief yang juga Menteri Koperasi dan UMKM kepada Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Tapi, Syarief mengingatkan agar Anas jangan asal 'bunyi' mengungkapkan apapun, tanpa bukti pendukung.
"Iya, namun harus dengan bukti-bukti, bukan hanya rumor," sarannya.
Anas membuka sejumlah hal saat wawancara eksklusif yang ditayangkan RCTI, Selasa (26/2/2013) hingga Rabu (27/2/2013) dini hari.
Salah satu poin yang dibuka Anas adalah, anggota Majelis Tinggi Amir Syamsuddin paling tahu mengenai keterlibatan Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, pada kasus Hambalang.
Penyebutan nama Ibas pertama kali diketahui, saat Anas mengantar Nazaruddin ke kediaman SBY di Cikeas, sebelum pergi ke Singapura.
Kala itu, SBY disebut-sebut marah karena mengetahui Ibas menerima aliran uang proyek Hambalang.
"Kalau itu tanya Pak Amir Syamsuddin. Pak Amir pernah pertama kali meminta keterangan atau informasi dari Nazaruddin tentang aliran-aliran uang, salah satunya ya, dan memang jawaban Nazaruddin mengejutkan, dia menyebut beberapa orang yang menerima uang itu," tutur Anas saat wawancara eksklusif yang ditayangkan RCTI, Rabu (27/2/2013) dini hari.
Saat didesak oleh sang pembawa acara, Ariyo Ardi, mengenai tudingan yang menyebut nama Ibas terlibat di kasus Hambalang, Anas enggan menjelaskan lebih jauh, dan beralasan dirinya tidak mau mencelakakan orang lain. Anas menyerahkan hal tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Biarlah nanti proses hukum berjalan, KPK bekerja maksimal. Sekali lagi, saya tidak dalam posisi mendoakan, mendorong-dorong orang untuk celaka," papar Anas. (*)