DPR: Besar Kemungkinan Pelaku Pasukan Khusus Karena Solidaritas Korps
Anggota Komisi III DPR dari PDIP, Eva Kusuma Sundari mengutuk keras penyerangan yang berbuntut tewasnya empat tersangka kasus penganiayaan
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta -- Anggota Komisi III DPR dari PDIP, Eva Kusuma Sundari mengutuk keras penyerangan yang berbuntut tewasnya empat tersangka kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya anggota Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Solo, Sertu Santoso (31).
Empat tersangka itu tewas setelah diberondong tembakan oleh belasan orang tak dikenal di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II B Cebongan, Sleman, Yogya Sabtu (23/3/2013) dini hari tadi.
"Dari pernyataan-pernyataan kesaksian, kita paham bahwa pelaku-pelakunya adalah kelompok profesional. Dan besar kemungkinan adalah pasukan khusus karena menggunakan senjata," ujar Politisi PDIP ini kepada Tribunnews.com, Jakarta, Sabtu (23/3/2013).
Apalagi tujuan pemenbakan adalah dorongan solidaristas korps (spirit the corps). Karena targetnya spesifik yaitu tahanan titipan terkait kasus pengeroyokan anggota kopasus.
Dia tegaskan, ini tindakan alarming bagi semua angkatan yang memegang senjata agar dalam pendidikan tidak dibangun solidaritas korps yang membuta sehingga menjadi teror.
"Saya mendorong polisi melakukan investigasi secermat-cermatnya sehingga menemukan para pelaku yang sewenag-wenang," tegasnya.
Sementara itu, Kapolda DIY, Brigjen Sabar Rahardjo membenarkan keempat tahanan tewas di ruang tahanan dengan kondisi luka tembak. "Semuanya adalah pelaku penganiayaan di Hugo's Cafe beberapa hari lalu," katanya saat meninjau lokasi.
Kejadian berlangsung sekitar pukul 00.15. Gerombolan orang dengan cadar masuk ke area LP, dengan cara melompat pagar setinggi satu meter. Mereka memaksa petugas lapas yang berjaga untuk membuka pintu, dan menunjukkan ruang tempat ke empat pelaku ditahan.
Setelah mendapatkan target, gerombolan itu lalu memberondongkan senjata api hingga para tahanan tewas seketika. Pelaku penembakan diduga berjumlah 17 orang, dan beberapa lainnya berjaga di luar. CCTV yang ada di lokasi kejadian juga diambil oleh mereka.
"Kami masih melakukan pemeriksaan untuk mencari para pelaku," kata Kapolda. Hingga pagi ini, petugas dari Labfor Polda DIY masih melakukan olah TKP. Sekitar pukul 08.00, Bupati Sleman, Sri Purnomo datang ke lokasi tapi enggan memberikan keterangan.
Tim penasihat hukum para tersangka menyayangkan kejadian ini. Terlebih, pemindahan tersangka dilakukan tanpa koordinasi. "Kami baru tahu pagi kemarin (Jumat), mereka dipindah dari Polda ke lapas Cebongan. Alasannya dibilang karena ada renovasi ruang sel di Polda, tapi sebelumnya tidak ada koordinasi dengan kami," ungkap salah satu kuasa hukum, Wendy Marseli.
Penasihat hukum lain, Rio Rama Baskara mengaku dapat kabar mengenai kejadian ini sekitar pukul 02.30. Untuk tindakan hukum, pihaknya belum bisa memastikan dan akan melihat perkembangan terlebih dulu.