Rusuh Palopo, SBY Salahkan Gubernur Sulsel
SBY) menilai harusnya kasus kekerasan dan pengrusakan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dapat dicegah
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA---Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai harusnya kasus kekerasan dan pengrusakan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dapat dicegah secara dini oleh pejabat di daerah.
Apalagi, Instruksi Presiden (Inpres) No 2 tahun 2013, tentang Pengamanan Gangguan Keamanan Dalam Negeri sudah diterbitkan
"Masih terjadinya sejumlah aksi kekerasan seperti di Palopo menurut saya upaya pencegahan kekerasan itu bisa dicegah. Dan pencegahan tidak dilaksanakan dengan baik. Itu di Palopo," kata SBY dalam pengantar Rapat Kabinet Terbatas di kantor Presiden Jakarta, Senin (1/4/2013).
Hadir dalam rapat antara lain Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Kepala BIN Marciano Norman, Mendagri Gamawan Fauzi, dan beberapa menteri bidang Polhukam lainnya.
Dijelaskanm dirinya sudah mengirim pesan singkat atau SMS kepada menteri terkait soal rusuh Palopo ini. Termasuk, mengirim SMS ke Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang memiliki tanggungjawab menjaga keamanan daerahnya, kabupaten dan kota.
"Yang bisa menjalankan Inpres , tugas-tugas menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dan harus melakukan antisipasi sebagainya seperti kasus yang baru berjalan di Palopo. Disini diperlukan kepedulian agar Inpres itu betul-betul dijalankan," kata SBY.
Inpres yang dimaksud SBY adalah Instruksi Presiden (Inpres) No 2 tahun 2013, tentang Pengamanan Gangguan Keamanan Dalam Negeri. "Harusnya Inpres ini bisa dijalankan di daerah," kata SBY.
Diberitakan kemarin, tujuh gedung milik pemerintah, dan swasta di Kota Palopo, Sulsel, dibakar sekelompok massa pendukung calon wali kota dan wakil wali kota.
Kantor Wali Kota Palopo, Kantor Dinas Perhubungan, sekretariat DPD Partai Golkar, dan kantor redaksi harian lokal Palopo Pos, dibakar massa.
Keempat kantor ini berada di jalan protokol utama pusat pemerintahan kota yang berjarak sekitar 350 km sebelah tenggara Kota Makassar.
Kantor Camat Wara Timur, Jl Andi Kambo, sekitar 600 m sebelah barat, Balaikota dan Kantor Panwaslu Kota Palopo di jalan yang sama juga dirusak dan dilempari massa yang beringas. (lihat, Infografis)
Massa juga merusak bagian Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan ruang utama Sekretaris Kota di kompleks Kantor Wali Kota Palopo. Empat kendaraan dinas yang terparkir di halaman kantor wali kota ikut menjadi sasaran. Mereka menghancurkan dua mobil dinas dan satu motor.
Aksi anarkis ini hanya berselang 30 menit usai rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo menatapkan pasangan Judas Amir - Akhmad Syarifuddin (JA), sebagai pemenang hasil rekapitulasi.
Judas-Akhmad adalah calon usungan koalisi Golkar, Partai Demokrasi Pembangunan (PDP), Partai Persatuan Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai Kedaulatan (PK), PNBKI, Partai Gerindra, dan Persatuan Pembangunan Daerah.
Duet nomor urut 1 ini meraih 37.469 suara (50.50 %) mengungguli pasangan calon nomor urut lima, Haidir Basir-Thamrin Jufri. Duet berjuluk Hati ini diusung koalisi 5 partai Islam (PKB, PBR, PPP,, PKPB, PKS) dan Partai Demokrat. Hati meraih 36.731 suara (49.50 %) atau hanya selisih 738 suara atau 0,9 %.
Hingga tadi malam, kondisi kota Palopo hingga pukul 21.,00 wita mulai terkendali. Aparat berjakga-jaga di sejumlah gedung pemerintah, kantor KPU, kantor bank, dan instalasi strategius seperti PLN, Telkom, dan sekretariat tim pemenangan dua pasangan calon.