TNI dan Polri Jangan Lagi Membekingi Premanisme
Kemauan TNI AD mengakui pelaku penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman,
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemauan TNI AD mengakui pelaku penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, sebagai titik baik dalam sejarah TNI dan Polri.
Momen ini sekaligus bisa dimanfaatkan agar TNI dan Polri tidak lagi pelindung dan juga pendukung-pendukung premanisme.
"Karena ada beberapa seolah-olah ada backing entah itu dari tentara dan polisi soal premanisme. Dan buat saya masyarakat sudah muak dengan premanisme," kata pengamat militer Ikrar Nusa Bakti, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (6/4/2013).
Ikrar menegaskan bahwa segala bentuk tindakan premanisme harus dihilangkan dari Indonesia.
Ikrar khawatir jika masih ada oknum polisi atau tentara yang membekingi premanisme, bentrokan TNI dan Polri bisa saja terjadi.
"Kalau kemudian premanisme ada beking polisinya ada tentaranya, bukan mustahil konflik di lapangan antara oknum TNI polri akan terjadi juga," kata Ikrar.